March 20, 2025

KINERJA Bagus, Pendapatan Indocement Tunggal Prakasa Naik 9,9%

0

JAKARTA, Update – PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) mengumumkan kinerja kuartal III-2022 dengan membukukan laba bersih Rp946,9 miliar, turun 21,6% dari laba bersih periode yang sama 2021 yang tercatat Rp1,20 triliun

Pendapatan bersih naik sebesar 9,9% atau Rp11,66 triliun dari Kuartal III-2021 sebesar Rp10,60 triliun. Demikian disampaikan Direktur & Sekretaris Perusahaan INTP, Antonius Marcos.

Menurutnya, pertumbuhan pendapatan disebabkan oleh kenaikan harga jual pada Maret, Juni, dan September dan Oktober 2022

Volume penjualan domestik untuk semen dan klinker secara keseluruhan tercatat sebesar 12,4 juta ton, turun 294 ribu ton atau 2,3% dari volume Kuartal III-2021.

Volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 11,5 juta ton, turun 432 ribu ton atau turun 3,6% dibandingkan volume pada Kuartal III-2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik Perseroan menjadi 24,8%. Penjualan ekspor juga menurun 17,5% dari 333 ribu ton pada Kuartal III-2021 menjadi 275 ribu ton di Kuartal III-2022.

“Adapun penurunan laba bersih dipicu oleh kenaikan beban energi terutama dari harga batu bara, yang meningkat 17% dari -Rp7,01 triliun menjadi Rp8,21 triliun. Akibatnya marjin laba kotor menjadi 29,5% di Kuartal III-2022, turun dari 33,9% di Kuartal III-2021,” papar Marcos dalam keterangan resmi, Jumat (11/11/2022).

Beban usaha juga naik 3,0% dari Rp2,31 triliun menjadi Rp2,38 triliun disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penyewaan aset-aset mencakup penambahan sewa pada tahun 2022.

Sementara penurunan pendapatan (Beban) operasi lain-bersih sebesar 19,2% dari Rp137,8 miliar menjadi Rp111,4 miliar pada Kuartal III-2022, disebabkan oleh penurunan dari keuntungan penjualan material sisa (scrap). “Akibatnya, pada Kuartal III-2022, marjin laba usaha turun dari 13,3% menjadi 10,0% dan marjin EBITDA berkurang dari 22,3% menjadi 17,5%,” katanya.

Lebih jauh disampaikan, berlawanan dengan pertumbuhan sebesar 1,2% di Semester I-2022, terjadi kontraksi bulanan YoY selama tiga bulan terakhir telah menyebabkan pasar domestik semen melemah 1,1% pada akhir September 2022.

“Kontraksi berturut-turut tersebut disebabkan oleh kenaikan harga semen akibat biaya energi yang tinggi dari harga batu bara. Kontraksi permintaan akan semen khususnya untuk segmen semen kantong disebabkan banyaknya proyek renovasi dan pembangunan rumah tinggal yang tertunda setelah adanya kenaikan harga BBM, inflasi, dan suku bunga yang naik,” papar Antonius Marcos.

Kenaikan biaya logistik untuk semen kantong akibat kenaikan harga beli BBM bersubsidi kembali membuat harga jual semen kembali bergerak naik pada bulan September dan tentunya pasar akan butuh waktu untuk penyesuaian.

Perrkiraan hujan lebat yang akan datang beberapa bulan ke depan hingga awal 2023 dan tekanan eksternal yang berasal dari situasi ekonomi global yang tidak menentu, kami tetap optimis pangsa pasar semen akan membaik dan memperkirakan semen domestik akan tumbuh datar untuk tahun ini dan tumbuh sekitar 1%–2% di 2023. /fsp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *