Laporan Terkini Bank Indonesia Soal Kondisi Perekonomian dan Stabilitas Rupiah
JAKARTA, Update – Siaran pers Bank Indonesia (BI) menyebutkan, berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik yang terdiri atas indikator nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:
A.Perkembangan Nilai Tukar 5 – 9 Desember 2022
Pada akhir hari Kamis, 8 Desember 2022
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.620 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,94%.
- DXY[1] menguat ke level 104,77.
- YieldUST (US Treasury) Note[2] 10 tahun stabil di level 3,482%.
Pada pagi hari Jumat, 9 Desember2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.560 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,92%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Desember 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 100,20 bps per 8 Desember 2022 dari 89,11 bps per 2 Desember 2022.
- Berdasarkan data transaksi 5 – 8 Desember 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp1,77 triliun terdiri dari beli neto Rp8,45 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp6,68 triliun di pasar saham.
- Selama tahun 2022, berdasarkan data setelmen s.d. 8 Desember 2022, nonresiden jual neto Rp140,62 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp73,27 triliun di pasar saham.
B.Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Desember 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Desember 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,37% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi Desember 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu telur ayam ras sebesar 0,07% (mtm), beras, tomat dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,03% (mtm), daging ayam ras, minyak goreng dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta cabai rawit, kangkung, bensin, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah dan bawang merah masing-masing sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut. /fsp