AKC 2022 Perkuat ASEAN-Korea Selatan untuk Pemulihan Ekonomi
JAKARTA, Update – Indonesia bersama sembilan negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Korea Selatan sepakat melakukan berbagai kegiatan untuk mendorong upaya pemulihan ekonomi pascapandemi melalui kemitraan yang lebih erat. Demikian dilansir situs Kemenperin RI, Kamis (17/2).
Disebutkan, kesepakatan ini dicapai pada pertemuan The 14th Annual Meeting of the Council of the ASEAN–Korea Centre (AKC) yang diselenggarakan secara virtual pada Senin (14/2). “Indonesia mendukung program AKC dalam mendorong pemulihan ekonomi regional melalui kemitraan yang lebih erat. Penguatan kerja sama menjadi kunci untuk bisa bangkit bersama di tengah pandemi Covid-19 yang masih melanda,” ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi.
Sementara itu, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor sekaligus Pemimpin Delegasi Indonesia, Ni Made Ayu Marthini menjelaskan, ada tiga agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tahunan kali ini. Ketiga agenda tersebut yaitu, membahas program kerja AKC di tahun 2022, melakukan evaluasi kegiatan 2021, dan menyepakati keketuaan AKC 2022. Untuk tahun anggaran 2022, AKC menyepakati 18 program yang terbagi dalam tiga bidang, yaitu, perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, serta komunikasi dan informasi publik.
Beberapa program yang akan dilakukan diantaranya mengintegrasikan UKM di negara-negara ASEAN dengan jejaring produksi regional maupun global. Misalnya dengan mengadakan pertemuan roundtable terkait investasi untuk mendorong industri inovatif, termasuk gim, animasi, kesehatan, dan E-mobility.
Program lainnya yaitu menghubungkan startups ASEAN dalam ASEAN Startup Weeks. Misalnya menggelar pelatihan kapasitas dan lokakarya terkait pariwisata, promosi di bidang pariwisata ASEAN di Korea Selatan, dan publikasi lebih masif untuk mempromosikan kerja sama pemuda di ASEAN dan Korea Selatan.
“Delegasi Indonesia juga mengusulkan AKC untuk memberikan perhatian khusus agar produk usaha kecil dan menengah (UKM) dari negara-negara ASEAN dapat masuk ke pasar Korea Selatan dengan lebih baik. Kami mengapresiasi peran AKC dalam mendorong kerja sama lebih erat antara ASEAN dengan Korea Selatan, termasuk mempromosikan hasil kegiatan melalui platform media sosial dan digital,” ujar Made.
Ia juga berharap, pemanfaatan berbagai program promosi yang diselenggarakan AKC dapat berkontribusi dalam peningkatan nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan yang pada 2021 mengalami kenaikan sebesar 41,8 persen. “Kinerja ini merupakan kabar baik dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi Indonesia pascapandemi, khususnya karena Indonesia dan Korea Selatan telah menandatangai IndonesiaKorea Comprehensive Economic Partnership Agreement (IK-CEPA) yang akan segera diimplementasikan,” tutur Made. Sementara sebagai bentuk evaluasi kegiatan 2021, Made mengungkapkan, Indonesia telah memanfaatkan 11 program yang diselenggarakan oleh AKC di sektor jasa kreatif bagi pelaku usaha Indonesia dalam penetrasi ke pasar Korea Selatan.
Program tersebut antara lain partisipasi pada Global Game Exhibitions, ASEAN Content Matchmaking, ASEAN Trade Fair Food & Beverage Programs, dan ASEAN Startup.
“Indonesia menggarisbawahi pentingnya AKC membangun program industri kreatif untuk mengembangkan industri animasi, komik, dan gim karena Korea Selatan telah memiliki ekosistem yang cukup maju di bidang tersebut. Sedangkan untuk program budaya dan pariwisata, Indonesia mengusulkan program “The ASEAN+3 Tourism Summit” di bulan September 2022, bersamaan dengan keketuaan Indonesia dalam World Tourism Day 2022.
Hal ini untuk mendorong bergeliatnya kembali kinerja sektor pariwisata akibat pandemi,” jelas Made. Selain itu, pada pertemuan tersebut, secara aklamasi, Kamboja dipilih sebagai Ketua AKC 2022 dan Indonesia dipilih sebagai Wakil Ketua.
Sedangkan Brunei Darussalam, yang sebelumnya Ketua AKC 2021, telah dipilih menjadi rapporteur (pihak yang ditunjuk untuk melaporkan proses pertemuan). Sekilas tentang ASEAN-Korea Center ASEAN-Korea Center (AKC) adalah organisasi antarpemerintah yang dibentuk untuk mendukung dan meningkatkan kerja sama kemitraan ASEAN-Korea Selatan, mengembangkan saling pengertian melalui pertukaran kebudayaan dan people-to-people contact, serta mendorong upaya integrasi ASEAN. AKC resmi didirikan pada 13 Maret 2009 berdasarkan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MOU) yang ditandatangani pada KTT ke-11 ASEAN-ROK bulan November 2007 dan mulai berlaku sejak Desember 2008.
AKC beranggotakan 10 negara anggota ASEAN dan Republik Korea Selatan. Sekretariat AKC berada di Seoul, Korea Selatan. Council ditetapkan sebagai lembaga pemegang kuasa tertinggi dalam pengambilan keputusan yang terdiri atas 11 Council Director yang ditunjuk dari masing-masing negara anggota.
Terdapat tiga pilar kegiatan AKC yakni perdagangan dan investasi, budaya dan pariwisata, serta hubungan masyarakat dan pertukaran informasi. Sementara itu, keketuaan AKC dipilih secara bergilir setiap tahun diantara negara-negara ASEAN. /fsp