Metro Realty (MTSM) Garap Sport Center, Yakin Dapat Pacu Pendapatan
JAKARTA, Update – Terobosan bagus dilakukan PT Metro Realty Tbk (MTSM). Pihaknya melakukan ekspansi bisnis dengan membangun pusat olahraga, sport center menggunakan dana internal.
Dari usaha sport center ini dipastikan sangat menjanjikan. Diharapkan dari usaha itu ada kontribusi terhadap pendapatan perseroan dan diprediksi akan segera balik modal sekitar 1-1,5 tahun kedepan. Demikian disampaikan Presiden Direktur MTSM, Rose Merry Maruli, di Jakarta, Jumat (01/12/2023).
Menurut Rose, dibangunnya sport senter tersebut karena minat tinggi da ri masyarakat untuk berolahraga dalam rangka menjaga kesehatan. Melalui pembangunan sport center pihaknyaoptimis dapat mendongkrak pengunjung yang nantinya akan berkontribusi ke pendapatan perseroan dimasa mendatang.
Direktur MTSM, Sukardi mengatakan, pendapatan usaha perseroan sampai dengan bulan September 2023 adalah sebesar Rp18,7 miliar. Dibandingkan tahun sebelumnya pada bulan yang sama, pendapatan usaha yang berhasil dicapai perseroan adalah sebesar Rp16,1 miliar.
Pendapatan usaha untuk tahun 2023 naik sebesar Rp2,6 miliar mengalami peningkatan sebesar 16% dibandingkan pendapatan usaha pada September 2022.
Peningkatan pendapatan usaha ini terjadi dikarenakan adanya penambahan pendapatan sewa. Laba bruto perusahaan untuk periode sampai dengan September 2023 adalah sebesar Rp1,070 miliar dibandingkan dengan periode sebelumnya yaitu September 2022 yang adalah sebesar Rp1,3 miliar sehingga terjadi penurunan laba bruto sebesar Rp290,7 juta atau sebesar 21,35 persen.
Penurunan laba bruto ini dikarenakan peningkatan harga pokok penjualan terutama biaya gaji, biaya renovasi dan perbaikan gedung. Sampai dengan September 2023, perseroan masih mengalami rugi usaha sebesar Rp3,9 miliar dibandingkan September 2022 di mana rugi usaha perseroan sebesar Rp5,8 miliar. Terjadi penurunan rugi usaha di tahun 2023 sebesar 32,38% yaitu sebesar Rp1,9 miliar.
Menurut Sukardi, kerugian usaha terutama dikarenakan peningkatan biaya operasional yang masih cukup tinggi, terutama pada biaya karyawan, perpajakan, biaya perbaikan dan renovasi, serta peningkatan pendapatan yang belum optimal. Selain itu persaingan bisnis di bidang Property Management juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh. /fsp