KONSEP: Menangkap Objek, Menyajikan Kembali “Apa” Adanya
Oleh : Dr. Wahyu Lay, Dosen Filsafat, Penulis Ahli EmitenUpdate.com
DALAM bahasa Inggris concept. Dalam bahasa latin conceptus, dari concipere = “memahami”, “mengambil”, “menerima”, “menangkap”, con (“bersama”) dan capere (“menangkap”) atau (“menjinakkan”).
Beberapa Pengertian:
- Kesan mental, suatu pemikiran, ide, suatu gagasan yang mempunyai derajat kekongkritan atau abstraksi yang digunakan dalam pemikiran abstrak.
- Apa yang membuat pikiran mampu membedakan satu benda dari yang lainnya.
- Apa yang dimaksudkan (digambarkan) oleh istilah yang digunakan untuk melukiskannya.
- Acapkali menunjuk hal-hal universal yang diabstraksikan dari hal-hal partikular (khusus).
- Suatu ide yang diberikan dari persep (hasil persepsi) atau penginderaan (sensasi). Mungkin “sensasi” istilah yang lebih baik untuk dipakai sebagai lawan konsep, sama seperti persepsi biasanya ditafsirkan meliputi baik persep (atau sensasi) maupun konsep.
Proses Berpikir
Konsep merupakan bentuk paling sederhana dari pikiran yang berbeda dengan putusan dan penalaran. Putusan dan penalaran merupakan pola-pola pemikiran yang tersusun dari sejumlah konsep.
Sementara suatu putusan menyatakan suatu realitas tertentu sebagaimana ada, maka konsep merupakan ungkapan pikiran atau ungkapan abstrak rohani tentang suatu “keapaan” (“whatness”).
Karena, konsep menangkap suatu objek, serta menyajikan kembali “apa” adanya tanpa membuat suatu pernyataan tentangnya. Ungkapan verbal dari konsep ialah kata atau kombinasi kata-kata yang bukan pernyataan.
Beberapa Aliran
Berlawanan dengan nominalisme ( dan semua bentuk sensisme) haruslah dikatakan bahwa konsep sebagai representasi suatu hal secara rohani intelektual, pada hakekatnya mengungguli imajinasi dalam arti sempit. Yaitu, imajinasi sebagai suatu representasi indrawi.
Namun, karena watak abstraknya, konsep juga pada dasarnya berbeda dari intuisi intelektual dari roh-roh murni. Rasionalisme tidak selalu memberikan cukup perhatian pada pembedaan ini (misalnya, dalam identifikasi konsep dan ide dan dalam ajaran tentang “ide-ide bawaan”.
Komprehensi Ekstensi
Komprehensi (isi) konsep ialah totalitas karakteristik konsep. Sedangkan, ekstensi (luas) merupakan totalitas hal-hal yang padanya konsep itu dapat diterapkan. Prinsip umum ialah sebagai berikut : semakin besar komprehensi (isi) dari sebuah konsep, maka ekstensi (luas) semakin terbatas dan sebaliknya.
Satu-satunya tambahan bagi komprehensi konsep yang yang tidak membatasi ekstensinya ialah apa yang terjadi dalam bidang sifat hakiki objek tersebut.
Jenis Konsep
Suatu pembedaan dibuat antara konsep-konsep yang sederhana dan rumit. Ini tergantung pada apakah konsep tersebut mengandung satu atau beberapa ciri atau karakteristik.
Suatu konsep adalah jelas bila ia membedakan secara memadai objek yang dimaksudkan dari setiap objek lainnya. Konsep rumit adalah terpilah-pilah bila ia menunjukkan berbagai karakteristik yang tercakup dalam ojek tersebut.
Definisi diadakan untuk menemukan suatu konsep yang terpilah-pilah secara sempurna. Atas dasar keluasan dari suatu konsep diadakan pembedaan antara konsep singular (individual) dan konsep universal.
Fungsi Logis
Salah satu fungsi logis dari konsep ialah memunculkan dalam pikiran, dengan atribut-atribut tertentu, objek-objek yang menarik perhatian kita dari sudut pandangan praktis dan sudut pengetahuan.
Berkat fungsi ini konsep-konsep menggabungkan kata-kata dengan objek-objek tertentu. Penggabungan ini memungkinkan kita menentukan arti-arti kata secara tepat dan menggunakannya dalam proses pikiran.
Penyamaan kelompok-kelompok objek dengan generalisasinya dalam konsep merupakan syarat penting dan perlu bagi pengetahuan tentang hukum-hukum alam. Pembentukan Konsep 1. Pembentukan konsep yakni peralihan dari bentuk-bentuk refleksi sensoris kepada konsep, merupakan proses yang kompleks.
Proses ini dilihat sebagai penerapan metodemetode pengetahuan seperti : perbandingan, analisis dan sintesis, abstraksi, idealisasi, dan sedikit banyak, bentuk-bentuk penalaran.
Dalam pada itu, konsep-konsep ilmiah seringkali pada awalnya diciptakan melulu berdasarkan asumsi-asumsi hipotesis menyangkut eksistensi objek-objek dan kodratnya. (Demikian, misalnya, bagaimana tibulnya konsep atom-atom).
Berdasarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan, maka konsep tentang beberapa objek dapat terbentuk sebelum munculnya objek-objek atau gejalagejala itu sendiri.
Pembentukan Konsep
- Pembentukan konsep yakni peralihan dari bentuk-bentuk refleksi sensoris kepada konsep, merupakan proses yang kompleks. Proses ini dilihat sebagai penerapan metodemetode pengetahuan seperti : perbandingan, analisis dan sintesis, abstraksi, idealisasi, dan sedikit banyak, bentuk-bentuk penalaran. Dalam pada itu, konsep-konsep ilmiah seringkali pada awalnya diciptakan melulu berdasarkan asumsi-asumsi hipotesis menyangkut eksistensi objek-objek dan kodratnya. (Demikian, misalnya, bagaimana tibulnya konsep atom-atom) Berdasarkan pengetahuan tentang hukum-hukum dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan, maka konsep tentang beberapa objek dapat terbentuk sebelum munculnya objek-objek atau gejalagejala itu sendiri. Pembentukan konsep-konsep merupakan manifestasi ciri pikiran yang aktif dan kreatif.
- Setiap konsep merupakan abstraksi. Abstraksi ini menjadikan konsep seakan akan suatu penyimpangan dari realitas. Namun sebenarnya, dengan bantuan sebuah konsep, kita dapat memperoleh pengetahuan lebih mendalam tentang realitas dengan cara menonjolkan dan meneliti aspek-aspek hakiki dari realitas tersebut. ***