Bank Indonesia Melaporkan Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
JAKARTA, Update – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik.
Siaran pers Bank Indonesia menyebutkan, indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 7 – 11 Februari 2022
Pada akhir hari Kamis, 10 Februari 2022
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,48%.
- DXY[1] menguat ke level 95,55.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun naik ke level 2,029%.
Pada pagi hari Jumat, 11 Februari 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.340 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun naik pada level 6,50%.
Aliran Modal Asing (Minggu II Februari 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 92,80 bps per 10 Februari 2022 dari 91,10 bps per 4 Februari 2022.
- Berdasarkan data transaksi 7-10 Februari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp5,57 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp1,11 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp6,68 triliun.
- Berdasarkan data setelmen s.d 10 Februari 2022 (ytd), nonresiden beli neto Rp2,57 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp10,85 triliun di pasar saham.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Februari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan deflasi 0,11% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,45% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,96% (yoy).
- Penyumbang utama deflasi Februari 2022 sampai dengan minggu II yaitu komoditas telur ayam ras sebesar -0,12% (mtm), minyak goreng sebesar -0,09% (mtm), daging ayam ras sebesar -0,07% (mtm), cabai rawit sebesar -0,05% (mtm), cabai merah sebesar -0,02% (mtm), dan angkutan udara sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami inflasi yaitu bawang merah sebesar 0,03% (mtm), tomat dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02% (mtm), serta beras dan rokok kretek filter yang masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. /fsp