Danareksa (Persero): Pembentukan Holding untuk Mengembangkan Usaha Anak
JAKARTA, Update – PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) secara resmi menjadi bagian dari Holding PT Danareksa (Persero). Demikian keterangan resmi PT Danareksa (Persero) seperti dilansir dari Investor.id, Rabu (9/2).
Arisudono Soerono, direktur utama PT Danareksa (Persero), mengatakan bahwa pembentukan Holding Danareksa bertujuan mengembangkan usaha anak perusahaan melalui value creation dengan transformasi model bisnis, sinergi, serta peningkatan kualitas SDM.
Kedepan, sebagai induk usaha, Danareksa akan berperan sebagai coach bagi KBI. Selain itu, Danareksa akan membuka akses ke pendanaan baik di pasar maupun kepada calon investor baru.
“KBI memiliki potensi besar untuk berkembang dan untuk itu kami akan terus mendorong KBI untuk melakukan berbagai inisiasi dan inovasi bisnis, baik itu di sektor perdagangan berjangka komoditi, pasar fisik komoditas, maupun dalam ekosistem Sistem Resi Gudang. Harapan kami ke depan KBI akan menjadi engine of growth bagi Danareksa sebagai induk usaha,” kata Arisudono.
Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) Fajar Wibhiyadi mengatakan, pihaknya mendukung upaya pemerintah dalam membentuk Holding Danareksa ini. Ke depan, adanya perubahan kepemilikan saham ini tentunya akan menjadi era baru bagi KBI. Dalam hal kegiatan operasional, KBI akan tetap menjalankan kegiatan usaha dalam melayani para pemangku kepentingan seperti biasa.
“Sebagai lembaga kliring, kami tetap menjalankan peran ini sesuai dengan regulasi pemerintah yang ada. Selain itu, KBI tetap menjalankan penugasan pemerintah sebagai Pusat Registrasi Resi Gudang,” jelas dia.
Dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa, ke depan komposisi 250.000 saham KBI akan terbagi berupa saham Seri B sebanyak 249.999 saham yang dimiliki Danareksa, serta 1 saham seri A atau Saham Dwi Warna yang tetap dimiliki Pemerintah Indonesia. Komposisi kepemilikan saham ini menunjukkan kontrol pemerintah tetap ada pada KBI, baik melalui Danareksa maupun kontrol langsung atas hak pemerintah melalui saham Dwi Warna.
Fajar menambahkan, ke depan tentunya KBI akan melakukan kolaborasi bisnis sesama anggota holding, yang berbasis kepada kompetensi masing-masing. Hal ini bisa menjadi satu katalisator positif untuk sesama anggota holding bisa saling mendukung dan tumbuh bersama.
“Masing-masing anggota holding memiliki kapasitas dan keunggulan dalam bisnis masing-masing, yang berbeda-beda. Justru ini yang akan menjadi kekuatan holding ini, dimana kami bisa berkolaborasi dari berbagai anggota holding dengan latar belakang bisnis serta pemangku kepentingan yang berbeda-beda,” tuturnya.
Sejalan dengan berbagai inisiasi dan inovasi, ke depan dengan menjadi bagian dari Holding Danareksa, tentunya KBI menargetkan kinerja akan terus tumbuh. Industri perdagangan berjangka mauppun resi gudang di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang.
Untuk tahun 2022, berbagai inisiasi bisnis sudah mulai berjalan dan ada beberapa yang tengah dalam persiapan. Inisiasi tersebut meliputi peran KBI sebagai lembaga kliring di pasar fisik emas digital, lembaga kliring di perdagangan aset kripto, serta persiapan KBI sebagai lembaga kliring perdagangan karbon. Selain itu, KBI tengah mempersiapkan untuk berperan sebagai Central Counterparty Clearing House.
Sebelum menjadi bagian dari Holding Danareksa, KBI telah berhasil mencatatkan kinerja korporasi dalam posisi positif. Dalam 4 tahun terakhir, yaitu dari tahun 2017-2020, KBI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba/Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 46,82 %. Sedangkan di tahun 2021, sampai dengan kuartal III, KBI berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 70,9 miliar atau tumbuh 55,49% dari perolehan dalam periode yang sama pada tahun 2020 yang sebesar Rp 45,6 miliar. Setelah menjadi bagian dari Holding Danareksa, sebagai bagian korporasi yang di-scale up, kinerja KBI diharapkan akan terus bertumbuh. /fsp/***