CLSA Sekuritas Indonesia Naikkan Proyeksi Pendapatan Lippo Karawaci Di 2021
Jakarta, EmitenUpdate.com – PT CLSA Sekuritas Indonesia menaikkan proyeksi pendapatan PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada 2021. CLSA juga memberikan rekomendasi buy terhadap saham LPKR.
Dalam publikasi riset terbarunya, seperti dilansir Investor.id, analis CLSA Jonathan Mardjuki dan Wiranding Ng menyampaikan bahwa setelah penjualan kuartal I-2021 yang positif, pengembang akan kembali memacu penjualannya setelah libur Lebaran. Pada kuartal I-2021, Lippo Karawaci membukukan pendapatan pra-penjualan atau marketing sales Rp 1,31 triliun, tumbuh 86% dibandingkan kuartal I-2020 yang sebesar Rp 704 miliar.
Lebih jauh diuraikan Lippo Karawaci juga meraih 37,45% dari target marketing sales tahun 2021 sebesar Rp 3,5 triliun. “Diharapkan penjualan dapat semakin meningkat dan berkelanjutan pada tahun 2021,” papar Jonathan dan Wiranding melalui risetnya. CLSA pun meningkatkan proyeksi pendapatan Lippo Karawaci tahun ini menjadi Rp 13,1 triliun dari estimasi sebelumnya Rp 12,7 triliun.
Selain itu, Lippo Karawaci diprediksi membukukan laba bersih Rp 197 miliar pada 2021, berbalik positif dari tahun 2020. “Ada pertumbuhan pendapatan 9,5% yoy pada 2021 dari 2020 yang senilai Rp 11,96 triliun, dan perseroan dapat membukukan laba bersih,” jelas Jonathan dan Wiranding. Melihat berbagai kondisi keuangan tersebut, CLSA merekomendasikan buy terhadap saham LPKR dengan target harga Rp 215 pada 2021.
Sementara itu, dalam publikasi hasil riset Mandiri Sekuritas pada 11 Mei 2021, tim analis menyebutkan bahwa proyeksi laba bersih Lippo Karawaci pada 2021 mencapai Rp 913 miliar. Adapun secara valuasi, price to earning ratio (PER) LPKR sebesar 15,8 kali dan price to book value (PBV) 0,5 kali. Analis Mandiri Sekuritas Robin Sutanto menyebutkan, pada 2020, kinerja Lippo Karawaci mengalami perbaikan pada kuartal IV, dimana pendapatan mencapai Rp 3,4 triliun atau tumbuh 4% quarter on quarter (qoq).
Hal tersebut didorong serah terima proyek-proyek properti yang terus berjalan dan moncernya bisnis kesehatan. Tahun lalu, Lippo Karawaci membukukan pendapatan Rp 11,96 triliun, turun 3% yoy dari Rp 12,32 triliun pada 2019. Namun, pendapatan perseroan mencapai 93% dari proyeksi Mandiri Sekuritas yang sebesar Rp 12,93 triliun dan 101% dari konsensus analis yang senilai Rp 11,86 triliun.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, meski dilanda pandemi Covid-19, tahun 2020 merupakan tahun baik bagi bisnis properti perseroan. Lippo Karawaci membukukan pra-penjualan lebih dari Rp 2,67 triliun, naik 45% yoy. “Saya yakin di masa mendatang saat melihat balik ke hari ini, kami akan menunjuk tahun 2020 sebagai titik balik bisnis properti yang divalidasikan oleh suksesnya peluncuran unit di Lippo Village. Seluruh unit yang ditawarkan dalam acara peluncuran habis dalam kurun waktu beberapa jam,” katanya.
Pada lini recurring revenue, anak usaha perseroan, yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menunjukkan pertumbuhan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Hal ini didukung oleh perbaikan marjin berkat bantuan dokter dan perawat yang berada di lini terdepan dalam mengatasi pandemi Covid-19.
“Walaupun bisnis recurring revenue kami yang lain mengalami dampak buruk akibat pandemi Covid-19, kami sudah mulai bisa melihat pemulihan bisnis serta kehidupan yang mendekati normal,” ungkap John Riady. Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Lippo Karawaci adalah perusahaan real estat terintegrasi terkemuka di Indonesia dengan total aset US$ 3,7 miliar per 31 Desember 2020.
Bisnis inti perusahaan terdiri atas pengembangan perumahan di daerah perkotaan, lifestyle malls, dan layanan kesehatan. Perusahaan juga secara aktif terlibat dalam pengembangan terintegrasi, perhotelan, pengembangan dan manajemen perkotaan, serta layanan manajemen aset.
Hadir di 40 kota, Lippo Karawaci adalah pengembang properti terkemuka di Indonesia dengan landbank seluas 1.362 ha yang siap untuk dikembangkan. Melalui dua anak perusahaan publik yang tercatat di BEI, PT Lippo Cikarang Tbk dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk, dimana Lippo Karawaci saat ini memiliki saham masing-masing sebesar 84,0% dan 62,7%, Lippo Karawaci mengembangkan dan mengoperasikan pengembangan kota di Lippo Cikarang dan di Tanjung Bunga, Makassar.
Selain itu, Lippo Karawaci memiliki 55,4% saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), jaringan rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia, dengan 39 rumah sakit di 25 kota di seluruh Indonesia. Lippo Karawaci juga memiliki unit di REIT yang tercatat di Bursa Efek Singapura, yaitu Lippo Malls Indonesia Retail Trust dengan aset yang dikelola US$ 1,8 miliar per 31 Desember 2020. /***