Vikaris-Vikaris GPIB 2025 Dapat Pelatihan Bercocok Tanam

Narabina dari BBPP Ketindan saat memberi penjelasan bagaimana bercocok tanan melon.
MALANG, Update – Calon-calon pendeta GPIB atau vikaris dibekali berbagai materi bina bercocok tanam, salah satunya adalah pengajaran untuk menyuburkan tanah yang memiliki keasaman tinggi. Mereka antusias mengikuti materi yang diajarkan bagaimana melakukan permentasi melalui kompos untuk menyuburkan tanah.
Dilansir dari laman “Pelkes Kita”, harapannya dari kemampuan tersebut calon-calon pendeta yang ditempatkan di daerah pelayanan mampu menerapkan apa yang didapatkan dari pelatihan saat perkunjungan di Smart Green House Ketindan, Kamis 3 Juli 2025.
“Kalau tanah itu asam dan setelah diolah silakan ditaburi dengan dolomite (Pupuk),” tutur seorang narabina saat menyajikan materi kepada Vikaris-vikaris GPIB sebagai bekal untuk bercocok tanam.

Dalam kesempatan itu Vikaris-vkaris juga diberi pengetahuan becocok tanam buah melon dengan menggunakan hydroponic.
Sebanyak 56 vikaris GPIB didampingi 7 pendamping melaksanakan kunjungan ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan pada 3/7/2025 lalu.
Kegiatan dilaksanakan dalam rangka memberikan pembekalan tentang budidaya tanaman di pekarangan, budidaya tanaman obat/ herbal, dan olahan hasil tanaman obat, beserta informasi lain terkait pertanian yang dilaksanakan di BBPP Ketindan. Hal ini seperti disampaikan oleh Ketua UP2M Majelis Sinode GPIB, Lenny S. Syafei.
“Kami membawa rombongan Calon Pendeta ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kaitannya dengan budidaya tanaman yang bisa dibudidayakan di pekarangan, dan budidaya tanaman obat atau herbal beserta olahan hasilnya dan juga informasi pertanian lainnya untuk bisa dibawa dan diterapkan dimana para Pendeta ini bertugas,” tutur Lenny.
Mengutip dari situs lajurpertanian.com, kunjungan vikaris di BBPP diterima secara langsung oleh Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariah serta Kepala Bagian Umum, Ketua Kelompok Substansi Penyelenggaraan Pelatihan, Ketua Tim Kerja, pejabat fungsional widyaiswara dan staf penyelenggaraan pelatihan.
Kunjungan praktik atau lapangan merupakan salah satu bagian dari layanan edukasi pertanian. Hal ini seperti dijelaskan oleh Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah saat menerima dan memberikan sambutan.
“Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 14/2023, tugas utama kami sebagai lembaga pelatihan pertanian adalah untuk melaksanakan pelatihan fungsional, pelatihan teknis dan profesi di bidang pertanian bagi aparatur dan non-aparatur pertanian. Oleh karena itu, sangat tepat jika Bapak/Ibu semua berkunjung ke Balai kami dalam rangka mendapatkan penambahan wawasan di bidang pertanian,”ungkap Ka Balai Nurul.
Ia juga menambahkan dengan pendekatan yang sederhana namun berkelanjutan, kegiatan ini dapat menginspirasi masyarakat sekitar untuk lebih peduli terhadap ketahanan pangan lokal, memanfaatkan lahan tidur, dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat dan produktif.
“Saya harapkan Bapak Ibu peserta dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan berperan aktif selama kunjungan. Silahkan bertanya sebanyak-banyaknya dan bertukar pengalaman mengenai budidaya di pekarangan, dan tanaman obat keluarga Dan besar harapan kami bahwa sepulangnya dari Balai kami, terjadi peningkatan wawasan dan tentunya peningkatan kesejahteraan keluarga dimana nanti Bapak Ibu bertugas,” pungkas Nurul.
Setelah dilaksanakan penerimaan dan pembukaan, semua peserta mendapatkan materi tentang budidaya tanaman di pekarangan dan budidaya tanaman obat/ herbal yang disampaikan oleh Saeroji selaku widyaiswara pengampu budidaya dan dilanjutkan dengan materi pengolahan hasil dari tanaman obat yang disampaikan oleh Diana Triswaningih, widyaiswara pengampu teknologi pasca panen atau pengolahan hasil pertanian.
Kegiatan kunjungan ini tidak hanya klasikal, tetapi juga dilakukan kegiatan praktik budidaya tanaman di lahan serta praktik pengolahan hasil tanaman obat. Dimana kegiatan praktik bisa memberikan pengalaman dan edukasi secara langsung yang dilakukan oleh peserta dengan bimbingan widyaiswara. Di akhir kegiatan peserta mendapatkan tambahan pengetahuan tentang smart greenhouse (SGH) kerjasama Indonesia dengan Korea Selatan dengan mengunjungi SGH melon bersama penanggungjawab SGH. /fsp
