Hesed Entertainment Rambah Pulau Padi dan Pulau Lingka
SIANG itu udara cerah, menyemangati langkah menuju target. Dari tempat menginap, Hotel Aston Batam, menyewa kendaraan Tim Hesed Entertainment, Tommy Mukdani, Femmy Esther Tiovani dan Frans S. Pong dari Arcus GPIB bergerak menuju bandar laut.
Setiba di bibir pantai, ada pelabuhan rakyat yang tampak sangat sederhana dan kumuh, yang keseharian dipakai masyarakat pergi-pulang sebagai tempat untuk berangkat ke Pulau-pulau yang ada disekitar Batam.
Dengan perahu kecil, milik gereja perahu bergerak menuju Pulau Padi. Tak berapa lama menikmati alam laut diatas perahu, Tim merapat pantai disambut Pendeta Melinda Marpaung, Pendeta Jemaat yang ditempatkan GPIB untuk Pelayanan disitu. Senyum ramah warga jemaat sangat dirasakan menyambut saat merapat pantai.
Kepedulian yang tinggi terhadap kebaikan alam dan sekitarnya untuk kebaikan menjadi spirit menuju Pulau Padi untuk menyaksikan arak-arakan “Ibadah Syukur Hasil Laut” Sabtu 29 Juni 2024 yang digelar jemaat gereja di sana yang merupakan Pos Pelayanan GPIB Immanuel Batam.
Ibadah pun digelar yang diawali dengan tari-tarian Adat Melayu, Puji-pujian lalu masuk dalam renungan oleh Pendeta Melinda Marpaung dan pembagian hadiah sebagai rangkaian perayaan ibadah Syukur Hasil Laut. Sejuta pesona menyaksikan Syukuran Hasil Laut di Pulau Padi.
Usai mengikuti pagelaran Hasil Laut di Pulau Padi bergerak ke Pulau Lingka, Pulau nan eksotilk dengan view gereja yang menghias pantai. Mengamati Pulau Lingka dari dekat menjadi pengalaman tersendiri, ada kebanggaan di hati bahwa Injil tersampaikan dengan hadirnya GPIB disitu.
Tiga hari menapaki Batam dan sekitarnya, 28 – 30 Juni 2024 menjadi spirit baru dalam giat dan layan melihat GPIB menjadi semakin baik kedepan.
Menjelajah Batam Kepulauan Riau selalu identik dengan Singapura. Mengapa? Karena memang Pulau Batam sangat berdekatan dengan kota internasional itu. Kemegahan Singapura seakan mencerminkan prestige Batam walau tidak sama. Batam is Batam, Singapura is Singapura dengan segala kemajuannya.
Yang pasti Batam jauh tertinggal dibanding Singapura. Dalam hal infrastruktur di Batam masih terlihat Pelabuhan-pelabuhan kecil yang tidak terawat, tampak seadanya. Saat air laut pasang perahu bisa menepi ke bibir Pantai, tapi saat air surut terpaksa harus berjalan kaki menuju perahu yang tertambat jauh dari pantai.
Di Batam, masih terlihat pulau-pulau kecil yang juga tampak seadanya, jauh dari perawatan. Saat mendarat di Pulau Padi, misalnya, tampak disana-sini pemandangan yang seadanya. Sepertinya memerlukan sentuhan investor untuk mengembangkan Pulau tersebut.
Juga demikian di Pulau Lingka yang tidak jauh dari Pulau Padi, Pulau Lingka. Dua Pulau ini perlu sentuhan Pemerintah atau Pengusaha untuk mengembangkannya sebagai tempat wisata alternatif untuk dikunjungi wisatawan lokal termasuk wisatawan Singapura atau wisatawan internasional yang ingin merasakan destinasi wisata eksklusif.
Dapat dipastikan, pengembangan Pulau-pulau yang berdekatan dengan Batam akan menjadi pesona dunia yang ingin merasakan sesuatu yang berbeda dari Singapura. Pengembangan Pulau-pulau disitu juga akan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya yang saat ini bekerja sebagai nelayan dengan penghasilan yang pas-pasan. Wisatawan meningkat, perikanan maju, nelayan sejahtera.
Catatan EmitenUpdate.com mengutip laman Dinas Perikanan Batam, ekspor hasil perikanan Kota Batam selalu menunjukkan peningkatan positif pada tiga semester terakhir.
Jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada semester kedua tahun 2020 nilai ekspor hasil perikanan Kota
Batam pada semester awal tahun 2021 tercatat meningkat sebesar 2,93% dan jika dibandingkan dengan
nilai ekspor hasil perikanan pada semester pertama tahun 2020 meningkat sebesar 42,89 %. ***
Oleh: Frans S. Pong, EmitenUpdate.com