Tren Main Ke Mall Meningkat Di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi
EmitenUpdate.com – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, selama 21 April – 12 Mei 2021 terjadi tren peningkatan signifikan mobilitas penduduk ke pusat perbelanjaan pada 4 pulau besar di Indonesia seperti Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi.
Pada 4 pulau ini peningkatan mobilitas penduduknya cukup signifikan mencapai hingga 61 – 111%. Adanya kenaikan tren mobilitas ke pusat perbelanjaan ini, terjadi bertepatan dengan tradisi membeli baju lebaran pada akhir-akhir menjelang Idul Fitri, yaitu tanggal 9 – 13 Mei 2021.
Perkembangan Penanganan Covid-19, untuk Pulau Jawa, peningkatan tertinggi di Jawa Tengah mencapai 80%, Jawa Barat sebesar 68% dan Jawa Timur sebesar 61%. Sedangkan untuk Pulau Sumatera kenaikan tertinggi berada di Sumatera Barat dengan kenaikan mencapai 111%, Bengkulu sebesar 93% dan Aceh 83%.
Pulau Kalimantan, kenaikan tertinggi di Kalimantan Utara mencapai 95%, Kalimantan Timur 67% dan Kalimantan Tengah mencapai 59%. Lalu, di Pulau Sulawesi, kenaikan tertinggi di Sulawesi Barat hingga mencapai 107%, Gorontalo sebesar 105%, dan Sulawesi Tengah serta Sulawesi Tenggara masing-masing 84%.
Berdasarkan laporan, adanya kenaikan mobilitas ini menciptakan kerumunan di pusat-pusat perbelanjaan di kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. “Adanya kerumunan ini menandakan peningkatan pada kegiatan sektor ekonomi. Fenomena ini, merupakan hal yang tidak dapat terelakkan di periode menjelang hari raya Idulfitri.
Untuk itu, kata Wiku, agar semua pihak perlu menyadari bahwa pada prinsipnya pemerintah tidak bisa melarang kegiatan ekonomi untuk beroperasi. Akan tetapi, kegiatan sosial ekonomi dapat berjalan secara bertanggungjawab dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes).
Apabila pihak penyelenggara dan pelaku sosial ekonomi tidak menerapkan protokol kesehatan, maka berimbas pada kenaikan kasus. Dan hal ini akan berimbas pada pembatasan kegiatan sosial ekonomi. Masalah ini harus disikapi bijak oleh pemerintah daerah. “Sebab dampak dari peningkatan mobilitas ini diiringi terjadinya peningkatan kunjungan tempat wisata dan dan tradisi mudik yang dilakukan 1,5 juta penduduk Indonesia,” imbuh Wiku. /***