Siap Pasok IKN, Indocement Tunggal Prakarsa Yakinkan Catat Kenaikan Volume Penjualan
JAKARTA, Update – Optimisme PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dalam tahun 2023 ini akan meraih pertumbuhan volume penjualan sebesar 2%-4% di tahun 2023. Di tahun 2022 INTP membukukan volume penjualan (semen dan clinker) secara keseluruhan sebesar 17.586 ribu ton, turun 374 ribu ton atau -2,1% dari volume 2021.
‘’Kami memperkirakan tahun ini volume penjualan semen berpotensi tumbuh seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Selain itu proyek-proyek infrastruktur, property development seperti apartemen, pembangunan data were house tampak mulai menggeliat,” ungkap Direktur Utama PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya dalam acara Konfrensi Pers Kamis (30/3/2023).
Ia meyakinkan bahwa target pertumbuhan volume penjualan tersebut sejalan dengan perkiraan pertumbuhan penjualan industri semen nasional di angka 2%-4%.
Menjawab pertanyaan kontribusi INTP terhadap pembangunan Ibukota Nusantara (IKN) di Passer Utara Kalimantan Timur, pihaknya meyakini akan berkontribusi dalam pembangunan di IKN, di Passer Utara Kalimantan Timur.
Perseroan akan menjaga ketersediaan pasokan semen dengan mengerahkan pabrik-pabrik yang ada di Maros Sulawesi Selatan. Sebagaimana diketahui INTP telah melakukan Perjanjian Sewa Pakai Aset dengan PT Semen Bosowa Maros dan PT Bosowa Corporindo untuk grinding plant Banyuwangi selama lima tahun pada Maret 2022 dan Pabrik Maros beserta terminal Bosowa lainnya selama tiga tahun pada September 2022.
“Pembangunan ibu kota baru (IKN) juga akan mendukung permintaan semen curah, oleh karena itu, kami perkirakan semen domestik akan tumbuh sekitar 2%–4% di tahun 2023,” kata Christian.
Ia memperkirakan kebutuhan semen untuk pembangunan ibu kota baru tersebut bisa mencapai 500 ribu ton hingga 1 juta ton tahun ini. “Kami perkirakan kebutuhan semen IKN minimal 500 ribu ton tahun ini,” ujarnya.
INTP sendiri menurut dia siap menjadi salah satu pemain semen yang bisa diandalkan mensuplai kebutuhan semen IKN, baik dari pabrik Semen Bosowa di Maros dengan kapasitas 3,5 juta ton, maupun dari Pabrik Tarjun milik perseroan sebesar 2,5 juta ton.
“Kami punya tambahan kapasitas dari pabrik Semen Bosowa Maros yang telah kami sewa secara operasioanal sejak tahun lalu. Selain itu INTP juga telah melakukan akuisisi terminal semen di Samarinda untuk mendukung pembangunan IKN,’’ tuturnya.
INTP berkomitmen untuk memastikan pasokan semen untuk pembangunan IKN, tahun ini INTP menganggarkan investasi untuk membangun empat silo di di Samarinda dalam rangka memperlancar suplai semen curah ke IKN.
Adapun total capex yang digelontorkan INTP tahun ini mencapai Rp 1,2 triliun. ‘’belanja modal diutamakan untuk pengembangan digitalisasi, penguatan delivery serta pengembangan energi hijau,’’ tutur Christian.
Sepanjang tahun 2022, INTP berhasil membukukan kenaikan Pendapatan Bersih sebesar 10,5% menjadi Rp16,33 triliun dari Rp14,77 triliun di tahun 2021 yang disebabkan oleh kenaikan harga jual di sepanjang tahun 2022.
Sementara Beban Pokok Pendapatan pada 2022 meningkat 16,0% dari Rp9,64 triliun menjadi Rp11,18 triliun karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara, di pertengahan tahun pertama, sehingga mengurangi Margin Laba Bruto menjadi 31,5% di 2022 dari 34,7% di 2021.
‘’Pada Semester ke-2 tahun 2022, Perusahaan baru berhasil mendapatkan batu bara DMO sebesar 60% dari total kebutuhan batu baranya,’’ ujar Christian.
Untuk mengurangi penggunaan batu bara dan dampak harga batu bara yang tinggi, Perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada tahun 2021 menjadi 18,1% pada tahun 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88% menjadi 92%.
INTP membukukan laba bersih tercatat meningkat 3.0% dari Rp1,78 triliun menjadi Rp1,84 triliun pada 2022. /fsp