“Kita adalah Punggawa, Kita adalah Pelayan Negara dan Pelayan Rakyat”
JAKARTA, Update – Sebanyak 821 orang Calon Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berasal dari lulusan Politeknik Keuangan Negara STAN Tahun 2021 akan bergabung dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Tahun 2022. Demikian situs Kemenkeu RI melansir itu.
Dalam Acara Orientasi Calon ASN Kemenkeu “Kemenkeu SATU : Rise to the Challenges” pada Rabu (23/03), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengingatkan peserta bahwa kini mereka telah menjadi bagian dari bendahara negara.
“Kementerian Keuangan adalah bendahara negara. Sebuah instansi yang mengelola keuangan negara. Keuangan negara ada hubungannya dengan uang dan jelas ada hubungannya dengan negara. Ini bukan uang pribadi. Ini adalah uang negara,” ungkap Menkeu secara virtual.
Menkeu mengatakan, uang negara dan keuangan negara merupakan instrumen untuk mencapai tujuan bernegara. Sehingga, sebagai bagian dari punggawa keuangan negara, Calon ASN harus memahami tujuan negara Indonesia.
“Karena kalau Anda tidak tahu tujuan dan Anda masuk di dalam sebuah instansi yang punya tujuan sangat jelas, Anda akan menjadi kerikil pengganggu. Dan Indonesia tidak memiliki kemewahan untuk punya kerikil pengganggu di dalam instansi Kemenkeu,” tandas Menkeu.
Menkeu juga mengingatkan bahwa dalam pelaksanaan tugas ke depan, Calon ASN akan menghadapi banyak tantangan, baik internal maupun eksternal. Ia mencontohkan, tantangan internal berasal dari tantangan menyejahterakan masyarakat Indonesia, sedangkan tantangan eksternal dari geopolitik maupun climate change.
“Oleh karena itu, untuk kita sebagai pengelola keuangan negara, kita harus mampu menjaga instrumen keuangan negara itu harus siap,” ungkap Menkeu.
Selain itu Menkeu juga mengatakan, karakter pertama bendahara negara yaitu harus bisa dipercaya, tertib, taat aturan, serta mampu mengelola keuangan negara secara efisien, ekonomis, transparan, jelas, akuntabel, dipertanggungjawabkan, dan berdasarkan rasa keadilan dan kepatutan. Bendahara negara juga harus memiliki kepekaan dan rasa empati.
“Kita adalah punggawa. Kita adalah pelayan negara dan pelayan rakyat. Kalau mau melayani yang baik, kita harus peka terhadap siapa dan apa kebutuhan dari yang dilayani, suasana yang dihadapi oleh yang dilayani, rakyat kita dan negara kita,” pungkas Menkeu. /fsp