Preskom Siloam International Hospitals (SILO) John Riady: “Jumpstart”
JAKARTA, Update – PT. International Hospitals Tbk(SILO) menyambut baik kebijakan Presiden Joko Widodo yang terus memacu peningkatan layanan kesehatan di Tanah Air, salah satunya menghadirkan solusi jangka pendek dengan pembangunan Rumah Sakit Internasional di Bali.
Seperti dilansir Investor.id Rabu (29/12), kebijakan itu dinilai sebagai langkah penyelamatan devisi industri kesehatan, Mengingat, masih tingginya angka masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri.
Presiden Komisaris Siloam International Hospitals (SILO) John Riady mengatakan, pembangunan Rumah Sakit Internasional Bali yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Presiden Jokowi, setidaknya sebagai jumpstart (peningkatan) dan percepatan untuk melakukan transfer pengetahuan.
“Dengan populasi penduduk mencapai 270 juta jiwa, belanja sektor kesehatan hanya sekitar 3,1% dari produk domestik bruto (PDB). Padahal potensi industri kesehatan Indonesia sangatlah besar,” kata John Riady yang juga Chief Executive Officer (CEO) PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di Jakarta, Rabu (28/12/).
Pada groundbreaking Rumah Sakit Internasional Bali, Senin (27/12/2021), Presiden Jokowi mengatakan bahwa setiap tahun terdapat 2 juta masyarakat Indonesia yang pergi ke luar negeri guna mendapatkan layanan kesehatan. Mulai dari ke Singapura, Malaysia, Jepang, hingga Amerika Serikat (AS). Anggaran yang dihabiskan dari perjalanan tersebut berjumlah sekitar Rp97 triliun.
Dalam pandangan John, sektor kesehatan merupakan salah satu tulang punggung kemajuan bangsa. Terlebih lagi, terdapat kebutuhan yang meningkat seiring antisipasi terhadap wabah di masa depan maupun pertumbuhan pendapatan masyarakat. Ia yakin kebutuhan tersebut naik di masa depan. Namun demikian, peluang tersebut takkan bisa digapai jika industri kesehatan di negeri ini tidak berupaya melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan.
Tingginya kebutuhan rumah sakit di Tanah Air, SILO, anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) terus menggarap penambahan rumah sakit Siloam di berbagai kota di Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, SILO sebagai anak usaha LPKR yang berkecimpung di bidang kesehatan terus melakukan perbaikan dan inovasi.
Hal ini sejalan dengan berbagai perbaikan yang dijalankan oleh induk usaha, mulai dari perbaikan proses bisnis, tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG), hingga inovasi. Tujuannya ialah menjaga fondasi bisnis perusahaan, serta meraih pertumbuhan bisnis secara berkesinambungan.
Sejalan dengan perbaikan dan inovasi di bisnis properti, LPKR juga terus meningkatkan kinerja SILO. Berbagai pengembangan terus dilakukan SILO, di antaranya layanan digital. SILO telah meluncurkan layanan digitalnya melalui aplikasi MySiloam, layanan telehealth yang terhubung dengan 1000 dokter. Melalui pengembangan digital ini, penetrasi dan ekspansi SILO akan semakin meningkat pesat. Selain itu, saat ini SILO juga telah resmi masuk dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Small Cap.
John juga menyatakan, SILO yang telah berdiri sejak 1992 terus melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas layanan, serta pengembangan ekosistem di bidang kesehatan. Eksistensi SILO memilki topangan yang kuat dengan adanya Fakultas Kedokteran (FK) dan Sekolah Perawat Universitas Pelita Harapan (UPH), serta Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN). Selain itu, SILO juga telah banyak mengirimkan dokter umum untuk mengambil spesialisasi di luar negeri. Dengan ekosistem yang dibangun, SILO akan terus berkembang.
Berbagai perbaikan dan peningkatan menjadikan SILO sebagai rumah sakit yang mendapatkan pengakuan internasional. Pada 2014, Siloam memperoleh pengakuan dari tiga lembaga akreditasi kesehatan internasional, yakni Joint Commision International (JCI) dari AS, Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) dari Indonesia, dan Australian Council on Healthcare Standards (ACHS) dari Australia. Sebagai informasi, JCI adalah instansi internasional yang menilai standar kualitas rumah sakit di seluruh dunia. Akreditasi pada 2014 adalah yang kesembilan yang diterima Silioam.
Menurut John, Indonesia membutuhkan rumah sakit dengan dokter dan perawat yang berkualitas dan ahli di bidangnya, serta berdedikasi tinggi. Sejauh ini, jaringan SILO telah memiliki 2.700 dokter umum dan spesialis, serta lebih dari 15.000 perawat dan staf pendukung. /Inv/fsp