Tanpa Filsafat Kehidupan Intelektual Pincang
- Oleh: Dr. Wahyu Lay, Penulis Ahli, Redaktur EmitenUpdate.com
KEBEBASAN Kreatif Garis besar filsafat kebudayaan bertumpu pada refleksi dasariah tentang manusia dan eksistensi nilai dalam kehidupannya. Kata kunci untuk memahami manusia adalah “budi” yang membuat manusia sebagai makhluk hidup menemukan kebebasan secara kreatif membangun kebudayaan.
Dalam kaitan dengan mencipta nilai-nilai demi memelihara dan mengembangkan keberadaan diri sebagai penjelmaan system nilai kehidupan manusia Indonesia seutuhnya. Dalam tinjauan dari dunia Filsafat, panelis Franz Magnis-Suseno, SJ, melalui makalahnya “Filsafat dan Masa Depan Manusia”, mengungkapkan, Indonesia di masa pembangunan sangatlah membutuhkan banyak ilmu pengetahuan dan tidak terlalu banyak membutuhkan filosofi.
“Namun, saya sangat yakin bahwa Indonesia dalam pembangunan membutuhkan filsafat. Tanpa filsafat kehidupan intelektual bangsa Indonesia akan pincang dan kurang kreatif:, ujarnya. Ditandaskan, filsafat akan sangat membantu menggali kekayaan kebudayaan tradisi-tradisi filsafat asli Indonesia secara terbuka, kritis dan kreatif.
Disamping mendeteksi kedok-kedok ideologis pelbagai ketidakadilan social serta pelanggaran-pelanggaran terhadap martabat manusia dan hak-haknya. Filsafat memugkinkan orang dari pandangan dunia dan agama berbeda untuk bersama-sama membahas tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa serta untuk mencari pemecahan yang berorientasi pada martabat manusia, ia dapat menjadi dasar bagi dialog diantara agama-agama inilah yang dikembangkan sebagai filosof Indonesia di bumi Nusantara dengan kebudayaan Bhineka Tunggal Ika.
Garam Intelektual Filsafat seharusnya menjadi “garam intelektual dan anjing penjaga anti ideologi” dalam gado-gado kehidupan intelektual masyarakat. Juga dapat diartikan sebagai golongan yang mampu melihat ketika kebenaran sudah mulai Nampak samar-samar, ketika matahari pengetahuan sudah mulai redup. Adapun filsafat merupakan pancaran hati yang bening, sehingga dengan demikian ia terang dan berguna menolong orang yang sedang mencari kebenaran.
Kepada generasi muda Indonesia, “agar belajar dari negara-negara terkemuka, kemudian kembali membangun masa depan yang lebih baik, seperti bangsa-bangsa lainnya di dunia. Dengan demikian, terwujudlah masyarakat adil dan makmur. *