November 27, 2025

Sekum PGI Pdt. Darwin Darmawan: ”Benarkah Kita Bersaudara?”

0
Screenshot (1610)

Sekretaris Umum PGI, Pdt. Darwin Darmawan

JAKARTA, Update – Sekretaris Umum PGI Pendeta Darwin Darmawan mengajak gereja-gereja untuk tulus dalam berelasi satu dengan yang lain sebagaimana yanhg sering disebut sebagai gereja saudara dalam Kristus. 

“Saudara itu punya ikatan yang lebih kuat dibanding teman atau sahabat,” kata Darwin menjawab pertanyaan peserta Seminar Pra Sidang mengangkat tema: “Gereja dalam Gejolak Zaman: Oikumene, Digitalisasi, dan Masa Depan Demokrasi” yang digelar Sinode Am GPI Senin, 21 Juli 2025.

Hanya saja, kata Darwin dalam foorum yang dipandu Jeirry Sumampow, S.Th, kenyataannya dalam persaudaraan itu masing-masing gereja bisa melihat sesamanya sebagai sauadara Kristus yang relasi power-nya tidak simetris, ada yang lebih unggul, lebih kuat, lebih mampu, lebih merasa tahu.

“Jadi yang saya mau katakan ini soal bagaimana kita punya paradigma atau ketulusan didalam berelasi dalam keluarga besar PGI atau PGI atau apapun ruang oikumene yang kita diami,” tandas Darwin.

Sebab bisa terjadi walaupun mengaku bersaudara tetapi  berkompetisi. Spiritualitas persahabatan adalah bagaimana masing-masing sadar bahwa: “Kita ini tidak layak dihadapan Tuhan tapi Tuhan berkenan melayakkan kita untuk menjadi sahabat-sahabat-Nya.”

”Dalam berelasi oikumene semua punya keberatan-keberatan, ketidaksetujuan terhadap gereja lain. Tetapi seperti Tuhan melayakkan kita menjadi sahabat-Nya mestinya juga kita lakukan itu dalam berelasi dengan sesama gereja. Apalagi kalau kita mengaku ada dalam keluarga besar gereja bersaudara.”

Ini penting, standar oikumene yang Tuhan katakan dalam Yohanes 17: 21 Seperti Engkau dan Bapa adalah satu, biarkan juga mereka menjadi satu. Menurut Darwin, indikator keberhasilan oikumene adalah sepereti Kristus dengan Bapa.

”Sebetulnya Kristus juga tidak kepengen satu dengan Bapa ketika Dia menjalankan kehendak Bapa yang bukan tanggung jawab-Nya. “Kalau boleh biarkan cawan ini lalu dari padaku…tapi bukan kehendak-Ku tapi kehendak-Mu”.

”Benarkah kita sebagai gereja bersaudara, gereja yang bersahabat, keluarga besar PGI mendahulukan kehendak Bapa dibanding kepentingan institusi dalam berelasi ouikumene. Itu yang merepresentasikan spiritualitas persahabatan atau persaudaraan atau terminology eklesiologi yang kita mau ambil.”

Selain menghadirkan Sekum PGI, Seminar Pra Sidang Sinode Am GPI ini juga menghadirkan narasumber Dr. Ferry Daud Liando Dekan FISIP Unsrat, Pdt. Sylvana M. Apituley, Ketua GPI, Elya Muskita Pakar Teknologi Digital, Dr. Rhere Rewindinar Pakar Media Sosial, Pdt. Prof. Dr. Samuel Hakh Penasihat GPI, Pdt. Dr. Denni Pinontoan Dosen IAKAN dan Pdt. Dr. Liesye Pangkaey Sumampouw.

Pendeta Prof. Dr. Samuel Hakh Penasihat GPI dalam materi seminarnya ”Membayangkan Gereja Sebagai Ruang Inklusif di Tengah Masyarakat yang Terfragmentasi” mengatakan, gereja diutus oleh Tuhan untuk memberikan shalom atau Injil damai sejahtera dari Allah kepada dunia untuk merangkul semua orang.

Bahkan, kata Samuel, gereja harus  menyambut semua orang dari berbagai perbedaan status sosial, suku dan ras.

Pendeta Dr. Denni Pinontoan Dosen IAKAN Gereja mengatakan, sebagai komunitas profetik gereja memikul panggilan untuk menubuatkan kebenaran, bukan sekadar beribadah secara internal, juga bukan hanya struktur, tetapi misi. Gereja sebagai tubuh Kristus yang hadir dalam sejarah—dalam konflik sosial dan politik harus menyuarakan tugas kenabian, menyuarakan keadilan, kebenaran, dan membela yang tertindas.

/Frans S. Pong, Redaktur Pelaksana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *