November 27, 2025

Pelatihan Mitigasi Bencana, Nara Sumber Paparkan Studi Kasus

0
Screenshot (1534)

Pnt. Octavanus Roberto Abednego Bachry dari GPIB Gibeon Jakarta Selatan dan koleganya Dantje menyajikan materi Assesment Bencana.

BOGOR, Update – Pelatihan Fasilitator Mitigasi dan Gereja Tangguh Bencana pada 10 – 12 Juli 2025 di Pusat Pelatihan Ideru Cinagara Caringin menghadirkan nara sumber Penatua Octavanus Roberto Abednego Bachry dari GPIB Gibeon Jakarta Selatan.

Penatua Octavanus dalam kesempatan itu mengulas materi Studi Kasus Assessment. Dikatakan, asesmen bencana adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi dampak, kebutuhan, dan kapasitas respons terhadap suatu bencana. Assessment secara Umum Pra-Bencana dilakukan sebelum terjadinya bencana untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan kerentanan, serta menyusun rencana kesiapsiagaan.

Peserta tekun menyelesaikan setiap “PR” yang diberikan nara sumber dalam pelatihan.

Pada saat bencana ata tanggap darurat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang dampak bencana, kebutuhan mendesak, dan membantu proses evakuasi serta penyelamatan. Pasca-Bencana dilakukan untuk memulihkan kondisi masyarakat dan lingkungan yang terkena dampak bencana, serta membangun kembali infrastruktur yang rusak.

Adapun Studi Kasus yang dipaparkan Octavanus adalah akibat hujan deras selama 8 jam,telah terjadi banjir di Kelurahan Damai Lestari Kecamatan Sejahtera Abadi. Banjir meliputi wilayah Komplek Perumahan dan juga pemukiman warga sekitarnya.Tinggi air antara 75 cm s.d 170 cm. Rumah yang terdampak berjumlah 300 dengan jumlah warga sebanyak 1100 org terdiri dari Lanjut Usia,Warga yang sakit berat,Ibu Hamil serta bayi dan penyandang disabilitas.

Saat praktik lapangan, peserta sangat memperhatikan bagaimana teknis penyelamatan saat bencana

Studi kasus lainnya adalah Di beberapa wilayah di Kabupaten Sari Iman telah terjadi gempa bumi. Melihat kerusakan yang terjadi di perkirakan kekuatan gempa adalah Sedang sampai Besar.Area yang terdampak terdapat sekitar 1500 bangunan baik Rumah Tinggal, Sekoloh, pertokoan dan lain sebagainya.Banyak diantara bangunan tersebut mengalami kerusakan sedang sampai rusak berat. Kondisi wilayah terdampak gempa sebagian berbukit sehingga di beberapa titik terjadi tanah longsor. Banyak hewan peliharaan warga seperti Anjing & Kucing yang terlepas,juga ternak Kambing dan Sapi.Posisi pemukiman warga ada sebagian di dekat jalan Raya ada juga yang berada di kawasan Perkebunan/Pertanian/Peternakan.

Ketua Dept. Pelkes Pendeta Sterra Gerrits saat membuka pelatihan itu menyampaikan renungan memberi spirit kepada peserta Pelatihan sebanyak 37 untuk bersemangat dalam mengikuti palatihan selama 3 hari yang menyajikan berbagai materi teori dan pembekalan praktik lapangan yang diarahkan Ketua Unit Penanggulangan Bencana (UPB) Karl Simatupang.

Beberapa narasumber juga hadir dalam kesempatan tersebut memberikan pencerahan sembari mengajak peserta untuk rutin merawat alam karena krisis ekologi yang terjadi sebagaimana disampaikan Pendeta Dr. Meylani Risamasu yang mengangkat tema: CLIMATE CHANGE: Ecoteology & Perubahan Iklim Bumi.

Narasumber dr. Manaor mengatakan, penanggulangan bencana bertujuan untuk memberikan pelindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dan mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan kedermawanan dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Menurutnya, setiap orang berhak mendapatkan pelindungan sosial dan rasa aman khususnya bagi kelompok masyarakat rentan bencana, mendapatkan pendidikan, pelatihan, dan ketrampilan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana dan mendapatkan informasi secara tertulis dan/atau lisan tentang kebijakan penanggulangan bencana.

Juga disampaikan, setiap orang berperan serta dalam perencanaan, pengoperasian, dan pemeliharaan program penyediaan bantuan pelayanan kesehatan termasuk dukungan psikososial, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terhadap kegiatan penanggulangan bencana, khususnya yang berkaitan dengan diri dan komunitasnya serta melakukan pengawasan sesuai dengan mekanisme yang diatur atas pelaksanaan penanggulangan bencana.

Dalam kesempatan itu juga diperagakan bagaimana melakukan rescue penyelamatan korban dari ketinggian yang dipimpin oleh Alex Patti yang akrab disapa Kong Alex disaksikan peserta yang hadir dan keesokan harinya akan dilakukan berbagai pelatihan penyelamatan di sungai dan penyelamatan korban di pebukitan terjal. /fsp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *