Rafflesia Dilembagakan, GPIB Kini Hadir Di Bengkulu, Jemaat ke-354

Sekretaris I Majelis Sinode Pendeta Emmawati Rumampuk - Baule
BENGKULU, Update – Menyambut tamu dan undangan pada acara Pelembagaan Bajem Rafflesia Bengkulu Minggu 29/06/2025 digelar tari-tarian etnik Bengkulu yang dihadiri tidak hanya warga jemaat tapi juga aparatur pemerintah daerah setempat. Bajem Rafflesia merupakan Bajem dari GPIB Effrata Padang Sumatra Barat.
Doa pun dipanjatkan oleh Pendeta Sterra Gerrits, Ketua Dept, Pelkes GPIB dan dilanjutkan dengan menaikkan lagu “Indonesia Raya” dan mendengarkan sambutan-sambutan dari Letkol Laut Sahat Manurung, dan dari Bimas Kristen Mastiur Purba, Ketua PGI Bengkulu Pendeta Ivan Christiantoni, KMJ GPIB Effrata Padang Pendeta Salmon Leatemia.

Seperti disiarkan akun youtube GPIB Indonesia, dalam renungannya pada acara Pelembangaan GPIB Rafflesia Bengkulu, Sekretaris I Majelis Sinode Pendeta Emmawati Rumampuk – Baule mengatakan, keberadaan GPIB Rafflesia di Bengkulu adalah sebuah mujizat Tuhan karena bisa dalam kebesamaan hadir dengan GPdI di Bengkulu selama 22 tahun.
“Hari ini kita menyaksikan mujizat kecil di Bengkulu,” tutur Pendeta Emmawati seraya menyebutkan bahwa persekutuan di Bajem Rafflesia diawali hanya 16 Kepala Keluarga Inti dengan jumlah 48 jiwa
Dikatakan, gambaran iman yang sejajti, bukan hanya soal jumlah tapi ketaatan. Juga bukan soal fasilitas, sebagaimana diketahui saat pelembagaan GPIB selalu penuh dengan fasilitas.

“Tapi hari ini, gambaran iman sejati, kita melembaga dengan apa adanya seperti ini. Ada semangat menyala-nyala dari Bajem ini dan kita semua, tak membutuhkan fasilitas mewah,” tutur Pendeta Emmawati.
Majelis Sinode dalam Edarannya menetapkan Pendeta Maria Reinha Rosari Beaniga Putri Tuan sebagai Ketua Majelis Jemaat GPIB Rafflesia Bengkulu yang sebelumnya adalah Pendeta Jemaat di GPIB Effrata Padang.
Perwakilan Jemaat Pendamping Pendeta Semuel Albertus Karinda, dalam sambutannya menyatakan rasa syukurnya atas pelembagaan Bajem Rafflesia yang dalam kebersaaan bisa berdampingan dengan GPdI Bengkulu.
“Kami akan tetap memberikan pendampingan secara keseluruhan, secara total dan mengharapkan dari Majelis Sinode selesai pelembagaan Rafflesia untuk melakukan pertemuan untuk kejelasan pendampingan, supaya jemaat Rafflesia benar-benar mandiri dalam hal dana dan daya dan paling tidak dari pemberdayaan insaninya bisa berjalan dengan baik,” kata Pendeta Semuel.
Masih dalam rangkaian Pelembagaan juga dilakukan Peletakan Batu Pertama dilokasi lahan yang akan dibangun Gedung gereja.
Mengutip Arcus GPB, Ketua III Majelis Sinode GPIB Pendeta Mauren S. Rumeser-Thomas yang sebelumnya pernah bertandang ke Bengkulu mengatakan, di Bengkulu ada Bajem Rafflesia dan sudah memiliki lahan untuk dibangun gereja.
“Jemaat Bajem Rafflesia ini sudah memiliki lahan di Kota Bengkulu yang letaknya sangat strategis. Mudah dijangkau dari mana saja,” kata Pendeta Mauren S. Rumeser-Thomas yang akrab disapa Pendeta Susi.
Pendeta Tesalonika Ginting M.Th dari Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pendeta yang sering diminta untuk melayani di GPIB Bajem Rafflesia Bengkulu menyayangkan jemaat ini yang sudah 20 tahun berdiri sebagai Bajem tapi belum juga memiliki gedung ibadah permanen.
“Sangat disayangkan lahan yang dimiliki Bajem Rafflesia tidak dibangun sebuah gereja,” tutur Pendeta yang biasa disapa Tesa ini berharap lahan bisa difungsikan entah dibangun gedung lain selain gereja yang bisa membantu keekonomian gereja atau dilepas saja.
Tua-tua jemaat di Bajem Rafflesia, Abraham Antonius Patty mengatakan, Bajem Rafflesia sudah memiliki lahan termasuk pastori dengan segala isinya termasuk pendingan ruangan (AC), dan kendaraan roda dua (Motor).
“Masalah utama kami di Bengkulu ini adalah Gedung Gereja. Kami punya tanah tapi tidak bisa dimanfaatkan karena terkendala pihak aparat daerah yang plin-plan,” tutur Abraham Antonius Patty yang biasa disapa Toni ini berharap GPIB Rafflesia ini akan terbangun.
Herman Ginting mengatakan pergumulan untuk pembangunan rumah ibadah GPIB di Bengkulu terus diupayakan olah pihaknya ke kantor-kator terkait dalam hal ini ke Walikota.
“Kami berharap suatu hari nanti GPIB bisa berdiri. Harapannya dengan adanya Gedung gereja di lahan kami akan menarik minat warga bergereja,” tandas Herman Ginting.
Harapan juga disampaikan Junus Maktu, warga jemaat Bajem Rafflesia yang berharap bisa memiliki gadung Gereja dan tidak lagi meminjam-minjam gereja lagi.
“Lahan kami sudah ada, pastori sadah ada. Kami butuh adanya penempatan pendeta agar ibadah bisa berjalan baik dan jemaat bertambah. Kami saat ini ibadah minggu pukul 07.30 wib meminjam gereja Pentakosta GPdI,” tutur Junus. /fsp