November 27, 2025

Perhatiannya Kuat untuk GPIB, Koleganya: “Semuel Uruilal Sudah Selesai Dengan Dunianya…”

0
Screenshot (1451)

Di Mexicola Seminyak, bincang dengan Samuel H.J Uruilal, ST.,SH.,MH, Presdir Mexicola Group dan Frans S. Pong Redaktur Arcus GPIB.

“Saya kira, Pak Semuel Uruilal ini recommended untuk posisi Ketua IV Majelis Sinode. Beliau sudah selesai dengan dunianya,” kata Tommy Mukdani dari Hesed Entertaintment yang juga Komisaris di Wings Group ini.

DENPASAR, Update – Bincang santai dengannya sangat menginspirasi. Pengalamannya membangun bisnis patut diacungi jempol. Putra Maluku ini tahu persis apa yang mesti dilakukan jika saja ada hambatan saat menanta usaha yang dijalankannya.

Ia adalah Samuel H.J Uruilal, ST.,SH.,MH, Presiden Direktur Mexicola Group dan Pengusaha berbagai lini bisnis di Bali. Dua Mexicola di Bali beromzet miliaran, Mexicola dikenal dengan dekorasi yang unik dan suasana pesta yang meriah, menawarkan pengalaman kuliner dengan menu Meksiko, serta musik latin.

Memulai percakapan dengannya di sebuah cafe miliknya di Kawasan Badung. “Bung Frans, silakan pesan menu,” kata Semuel mengajak Frans S. Pong, Redaktur Arcus GPIB dan Hesed Entertaninment Tommy Mukdani dan Femmy Tiovani.

Tak lama kemudian Iga Babi terhidang di meja untuk dinikmati, rekan Tommy Mukdani dan Femmy Tiovani menikmati makanan ringan, sementara rekan Semuel Uruilal membuka laptop menyelesaikan kerja. Selain sebagai Pengusaha, Semuel Uruilal juga adalah Pengacara yang sudah cukup banyak menyelesaikan kasus-kasus berat.

Menurutnya, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Itu disampaikan Semuel menjawab pertanyaan kisah-kisah suksesnya menata bisnis di Bali. “Mexicola di Bali ini ada dua tempat, dan akan dibangun satu lagi di Uluwatu,” kata Semuel.

Samuel Uruilal tamapaknya adalah seorang perfectionist dalam hal berbusana. Saat akan wawancara dengannya di Da Maria Cafe ia meminta Waktu untuk berganti busana. Dan tak lama kemudian sembari mengajak Arcus GPIB dan Hesed Entertainment memasuki mobil Alphard miliknya yang disetir sendiri.

Memasuki resto Da Maria, takjub mata memandang resto dengan penataan klasik sebuah resto modern dengan aneka menu yang ada. Sajian khas resto tersebut menemani bincang-bincang yang sarat informasi yang disampaikan Semuel Uruilal, sosok yang sudah selesai dengan dunianya.

“Saya kira, Pak Semuel Uruilal ini recommended untuk posisi Ketua IV Majelis Sinode. Beliau sudah selesai dengan dunianya,” kata Tommy Mukdani dari Hesed Entertaintment yang juga Komisaris di Wings Group ini.

Terhadap posisi Ketua IV Majelis Sinode periode 2025 – 2030 yang disebut-sebut akan diraih Semuel di Persidangan Sinode Raya (PSR) oktober 2025, ia menyatakan siap untuk maju mencalonkan diri sebagai Ketua IV.

“Saya akan kerja maksimal jika terpilih sebagai Ketua IV Majelis Sinode terutama untuk memberdayakan aset-aset yang dimiliki GPIB,” tutur Semuel yang juga adalah seorang Sarjana Teknik dari Universitas Udayana Bali ini sembari berkisah ia pernah menghadap Ketua BKPM Bahlil Lahadalia yang kini menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk urusan pekerjaan.

Pria yang punya kemampuan meditasi Yoga ini, memang sangat respek pada hal-hal pengembangan ekonomi gereja melalui pembedayaan aset yang dimiliki GPIB.

Tak terasa malam menjelang di Da Maria Cafe, Ketua IV BP Mupel Bali NTB Semuel Uruilal mengajak berpindah lokasi meeting ke Mexicola di Seminyak. Masih menggunakan Alphard putih meluncur mulus menembus malam menuju Mexicola.

Setiba di Mexicola, tak lama menanti, lagi-lagi dijamu dengan menu-menu khas Mexicola dengan pelayanan prima. kami pun menikmati semuanya sesekali memandang ke kiri dan kanan area utama Mexicola yang semakin malam semakin dipenuhi wisatawan mancanegara.

Mexicola tempat terbaik untuk plesir, Mexicola recommended untuk santai sembari menikmati menu-menu nikmat.

Dapat dikatakan, Semuel Uruilal adalah jagoan pengembangan asset. Itu dibuktikan dari semua lini bisnis menghasilkan profit bahkan dalam waktu dekat ia akan ekspansi membuka Mexicola yeng ketiga di Uluwatu. Wow

Jadi, tak heran kalau banyak koleganya berharap ia bisa menempati posisi Ketua IV Majelis Sinode untuk memaksimalkan aset-aset yang dimiliki GPIB.

“Pak Semuel Uruilal tepat sekali untuk menduduki posisi Ketua IV yang berkaitan dengan Pengembanan Ekonomi Gereja. Beliau punya latar belakang pengusaha yang bisa mengembangkan aset-aset tidur di GPIB,” kata seorang rekan yang tak ingin disebut namanya.

Sebelumya, dalam sebuah wawanara di Jakarta, kepada Arcus GPIB, Semuel tegas menyampaikan bahwa, aset akan mati kalau tidak diberdayakan. Yang paling urgent dilakukan untuk aset-aset GPIB agar bisa memberi nilai bisnis perlunya master plan dan kelompokkan aset-aset yang ada.

“Kalau kita bicara dari sisi bisnis, GPIB bisa mempunyai uang kalau aset-aset itu dimanfaatkan dengan baik sangat besar. Kita harus buat master plan, aset-aset ini harus kita bagi dulu, aset yang value tinggi, aset yang value menengah, dan aset yang sama sekali tidak punya value,” ungkap Semuel.

Aset yang mempunyai value tinggi sangat gampang untuk menghasilkan duit, bisa dengan kerja sama atau bisa dengan profit sharing cari orang untuk membangun tapi harus dilakukan secara baik antara jemaat dimana aset-aset itu berada dengan Majelis Sinode.

”Kita harus mengerti gereja bukan lembaga profit. Kalau kita salah melakukan ada pajak, dan itu harus hati-hati. Itu harus kita bicara dari sisi perpajakannya seperti apa. Kalau semua sudah bagus baru bisa kita lakukan dengan baik,” kata Semuel mencontohkan rencana GPIB Maranatha Denpasar membangun gedung serbaguna di Padang Sembian yang bisa disewakan untuk acara pernikahan atau kegiatan lain dan diluar ibadah.

Menyikapi aset GPIB yang nilainya fantastis tapi juga ada yang bermasalah, Semuel yang juga Presir Mexicola Group ini berharap dibentuk Tim Khusus penanganan aset bermasalah.

”Kalau aset-aset bermasalah harus membentuk tim khusus, di GPIB sendiri orang-orang Hukumnya banyak, bukan hanya satu dua orang dan rata-rata mereka juga orang-orang profesional yang ada didalam,” kata Semual.

Menurutnya, harus fokus menyelesaikan aset-aset bermasalah, jangan hanya temporer dan tidak konsisten dalam melakukan proses hukum.

”Kalau hanya datang menyelesaikan sebentar-sebentar setelah itu didiamin, harus fokus, dan konsisten melakukannya dan perlu pengorbanan. Kalau kita mau mengharapkan sesuatu dari itu, yach, mundur,” tandas Semuel.

Ia mencontoh masalah uang yang digelapkan karyawan Maranatha Denpasar semua Lawyers yang diturunkan adalah warga jemaat dan semua free, tidak ada yang mengambil uang sepeserpun.

”Kita butuh orang-orang yang mempunyai niat yang tulus untuk mau menyelesaikan atau menyelamatkan aset-aset GPIB, jangan kita mengharapkan sesuatu dari sesuatu yang akan kita selesaikan. Tapi, bagaimana bisa menyelesaikan itu sampai tuntas,” harap Semuel.

Jadi, kata Semuel, butuh ketulusan untuk menyelamatkan aset GPIB. Ketulusan dalam arti konkrit, harus berkorban.

”Aset gereja itu adalah aset milik Tuhan. Tuhan memberikan kita rezeki, Tuhan memberikan kita ilmu pengetahuan, kita kembalikan lagi kepada Tuhan,” imbuhnya seraya berpesan untuk tidak menerima pamrih apapun.

Oleh: Frans S. Pong, Arcus GPIB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *