June 20, 2025

Perang Terus Terjadi, Injil Tidak Sampai, Benarkah? Ini Kata Pdt. Yandi Manobe

0
Screenshot (1379)

Pdt. Yandi Manobe saat melayani di GPIB Effatha Jakarta.

ADA yang menarik pada perayaan HUT ke-75 GPIB Effatha Jakarta yang digelar Sabtu (14/06/2025). Apa tuh? Panitia HUT menghadirkan sosok fenomenal Pendeta Yandi Manobe, Pendeta GMIT untuk melayani pada ibadah syukur HUT itu.

Siapa yang tak kenal Pendeta Yandi Manobe dengan khotbah-khotbahnya yang terkadang bikin terpingkal-pingkal nan menghibur tapi juga korektif menata hidup sebagai orang beriman.

Apa pandangan Pendeta Yandi Manobe kaitannya dengan dunia yang kini morat-marit karena peperangan, Rusia dan Ukraina, serta Israel dan Iran. Mencari tahu itu jurnalis ArcusGPIB.com Frans S. Pong untuk EmitenUpdate.com berkesempatan mewawancarai Pendeta Yandi Manobe. Simak!

Pak Pendeta, dunia kini dalam peperangan. Ada apa atau jangan-jangan Injil tidak tersampaikan?

Dunia kacau lebih kepada sedikitnya orang-orang yang punya visi perdamaian yang kuat, jumlahnya terlalu sedikit. Sejarah mencatat Mahatma Gandhi, Martin Luther King dan Bunda Theresia, tapi berapa jumlah mereka dibanding jumlah penduduk yang lebih dari 7 miliar.

Jadi bagaimana supaya dunia damai?

Jadi kalau mau dunia damai harus perbanyak orang-orang yang punya visi perdamaian. Dunia kacau disebabkan karena literasi dan berita tentang perdamaian jumlahnya sedikit dibandung dengan berita tentang kejahatan, peperangan, pemerkosaan dll. Jadi kalau mau dunia aman perbanyak berita-berita tentang kebaikan, berita Injil.

Peran gereja saat dunia perang, sepertinya tidak ada atau memang tidak ada?

Nah, kita tetap menyerukan perdamaian. Gereja bermain pada tataran nilai, menanamkan nilai-nilai supaya kalau nilai perdamaian itu ada dunia akan aman. Kalau begitu pastikan diri kita aman, pastikan keluaga kita aman, pastikan gereja kita aman, dan pastikan dunia ini aman. kita semua ini produk dari rumah, kalau rumah tidak aman dunia menjadi tidak aman.

Sepertinya Injil tidak diberitakan. Akibatnya perang terus terjadi. Menurut Anda?

Injil itu berkaitan dengan keselamatan, mati masuk surga. Karena kita belum pergi ke surga maka tanda-tanda itu terjadi di dunia. Kerajaan itu pemerintahan. kalau pemeritahan Allah berlaku di dunia maka sudah pasti ada kedamaian, ada keberpihakan dan tidak ada kebodohan. “Gereja” menjadi bagian paling depan, garda peling depan yang menghambat pembusukan.

Soal peran melenial di gereja kaitannya dengan digitalaisasi?

Gereja harus lebih kreatif. Generasi sekarang adalah generasi kreatif dan kritis tapi menjaga nilai. Pengajaran kita agak lemah, anak-anak kita terombang-ambing, orang-orang yang patut dicontoh menjadi sepertinya jarang ditemukan anak-anak dalam gereja, bisa saja pendeta juga tidak jadi contoh. Mereka mencontoh kepada yang viral. Kalau gereja dengan gaya yang tidak kreatif akan ada masalah dengan milenial. Gereja harus beradaptasi.

Konkritnya adaptasi seperti apa?

Kita butuh adaptasi sambal menjaga nilai-nilai. Konkritnya, misalnya, kami pendeta harus adaptasi dengan kamera dll. Dulu kita mengandalkan jemaat pasti akan duduk di gereja. Kita juga butuh berkolaborasi dengan milenial karena kita tidak paham kamera. Kalau tidak, gereja hanya diisi oleh orangtua. Pemuda bukan hanya masa depan gereja tetapi masa kini. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *