Audiensi ke Bupati Soppeng dan Menikmati Sensasi Lejja (1)

Redaktur EmitenUpdate.com, Frans S. Pong mewawancarai Bupati Soppeng Suwardi Haseng.
GERAK kendaraan berwarna putih siang itu mulus meluncur melawati rute jalan-jalan dari Makassar menuju Soppeng, Sulawesi Selatan.
Menunggangi mobil SUV premium Toyota Land Cruiser 300 VX-R seharga Rp 2,5 miliar, Frans S. Pong, Redaktur EmitenUpdate.com bersama entrepreneur Makassar Ir. Sukardi dan Eddy Ardian mantan Administratur DPR-RI serta Rusli yang akrab disapa Cully menikmati pemandangan disekitar jalan-jalan yang dilalui. Hari itu Sabtu 12 April 2025.


Di belakang kami ada tiga mobil pribadi dan tiga bus lainnya yang merupakan rombongan yang turut serta dalam perjalanan menuju ke Kebupaten Soppeng yang dikenal dengan kalong atau kalelawarnya.
Laju kendaraan terus dipacu sembari menikmati indah Sulawesi Selatan menuju Soppeng. Saat lepas dari kota Makassar dan masuk Kabupaten Maros hamparan sawah membentang dan sesekali terlihat tambak-tambak ikan rakyat. Yang pasti mata puas memandang di sisi kiri dan kanan hingga akhirnya mata terhenti memandang, takjub dengan jalan layang diatas sana membentang, panjang dan berkelok.
Ouh,…jalan layang indah menghias berada diantara pebukitan hijau. Roda empat yang kami tumpangi dan tim lainnya sejenak berhenti sebelum memasuki jalan layang.


Sembari menikmati sajian Songkolo Mandoti tim Makassar – Soppeng percakapan terlontar seputar dibangunnya Jalan Layang Poros Maros – Bone tersebut. Mata sedap memandang diikuti santapan menu yang memang ditunggu-tunggu yang dibuat oleh rekan Abidah. ”Cocoki tawwa, makan songkolo mandoti sembari lihat jalan layang,” kata seorang rekan.
Tidak hanya, songkolo mandoti, ada gogos khas Mangkasara yang tersaji saat kendaraan menepi di poros jalan layang itu.
Perut pun terlapisi menu-menu nikmat khas Sulsel yang semakin membuat tekad untuk terus menapaki jalan-jalan panjang menuju Soppeng dan sesekali berhenti untuk melaksanakan sholat. Usai sholat disebuah masjid, tim Land Cruiser ketambahan satu personel, dr. Darwati Muhadi.


Matahari bersinar cerah seakan berkata selamat menikmati jalan-jalan Makassar – Soppeng. Dan setelah hampir lima jam merayapi jalan-jalan mulus Makassar – Soppeng, kendaraan memasuki Soppeng. Dekat alun-alun kota terlihat kalelawar bergelantungan. Dan untuk sesaat kemudian kendaaran tim memasuki halaman rumah jabatan Bupati Soppeng, H. Suwardi Haseng, S.E.
Sambutan luar biasa orang Nomor Satu di Kabupaten Soppeng kepada alumni Smali 82’ dengan menjamu makan siang di rumah jabatan yang berada antara masjid dan gereja peninggalan Belanda. Rumah jabatan berada diketinggian sehingga memungkinkan mata memandang jauh menikmati alam Soppeng nan indah sembari menikmati menu-menu nikmat Soppeng diantaranya menu Keloa Muda. ”Ach…ini sedap, baru pi ini saya makan ini.”
Usai makan siang, ramah-tamah pun digelar berjalan spontan. Terlihat Bupati Suwardi Haseng bangga atas kunjungan alumni Smanli 82’ ke daerahnya dan selalu senang diajak selfie dan foto bareng bahkan ikut menyampaikan yel-yel yang membuat suasana semakin akrab.

Banyak harapan yang disampaikan Bupati Suwardi Haseng setelah terpilih menjadi Bupati Soppeng dan semua disampaikan transparan saat wawancara dengan Frans S. Pong, dari EmitenUpdate.com.
”Insyaallah, saya akan melanjutkan dari pemerintahan sebelumnya dan tetap menjadi prioritas segala hal yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat,” tutur Bupati Soppeng.
Ia akan terus berusaha memenuhi janji-janji sebagaimana visi dan misi. Harapannya, semua untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat di Soppeng.
Untuk program jangka pendek, kata Suwardi, akan mengawal strategi pembanngunan dari pemerintah pusat sebagaimana diketahui pemerintah pusat sangat berpihak ke masyarakat untuk menghentikan impor beras dan memberdayakan petani.
”Di Soppeng ini mayoritas adalah petani,” tandas Suwardi. Jadi, katanya, yang berkaitan dengan penetapan HET harga gabah akan dikawal supaya berjalan lancar.
Soppeng saat ini terus mengenjot sejumlah program unggulan seperti dukungan penyediaan benih unggul, pemanfaatan pupuk organik, serta pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang pertanian.
Gerak cepat terus dilakukan, baru-baru ini ia melakukan koordinasi teknis dengan Balai Penerapan Instrumen Pertanian Sulawesi Selatan (BSIP). Ia pun mengeluarkan arahan terkait realisasi target Luas Tambah Tanam (LTT) untuk komoditas pangan di Kabupaten Soppeng.
Wisata Lejja Soppeng
Jamuan dan ramah tamah dengan Bupati Soppeng yang penuh kekeluargaan membuat enggan berpisah. Namun apa daya, agenda terhampar dan harus dijajaki.
Pengawalan voorijder Polantas Polri dan DLLAJR Soppeng menggiring kendaraan tim Smanli 82’ bergerak meninggalkan Rumah Jabatan Bupati dan meluncur ke Pemandian Air Panas ”Lejja” Soppeng.
Ehm,…Soppeng ternyata punya tempat wisata alam keren yang wajib dikunjungi wisatawan, yakni Pemandian Air Panas dengan jarak tempuh hanya 1 jam dari kota Soppeng.
Data PPID Soppeng menyebutkan, pemandian Air Panas Lejja berada di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng. Bagi yang ingin berkunjung disarankan membawa kendaraan sendiri, karena tidak ada transportasi umum kesana.
Lejja berada di kawasan hutan lindung, rute yang harus dilewati cukup terjal dan berkelok-kelok. Tapi jangan berkecil hati, sebab pemandangan hamparan sawah dan perbukitan yang sejuk akan terus menemani sepanjang perjalanan.
Yang lebih fantastis saat menuju Lejja, wisatawan dapat melihat monyet yang tidak sedikit berada di jalan raya dan menyingkir saat kendaraan lewat. Tentu ini merupakan pemandangan yang menarik. Disini wisatawan bisa berhenti sejenak sekadar melempar makanan untuk monyet-monyet.
Setiba di Lejja acara pun digelar sebagaimana yang sudah diagendakan yakni halal bi halal menempati ruang indah nan eksotik di kawasan Lejja menghadap kolam air panas.
Senja berakhir, malam menjelang, menu makan malam tersaji untuk dinikmati, sedap so pasti menghilangkan lapar.
Usai makan malam, halal bi halal digelar. Dipandu Andi Tenri Hidayati menghantar pembacaan ayat suci alquran oleh rekan Andi Dala dan sambutan dari Brijen Pol (Purn) Handono.
Ketua alumni Smanli 82’ Sukardi yang juga Ketua DPC I Hiswana Migas Makassar ini sangat mengapresiasi terselenggaranya halal bi halal di Soppeng ini. ”Alhamdulilah, walaupun jauh, Allah memberikan kesempatan dan kesehatan untuk hadir di tempat ini,” katanya.
Pria yang pernah aktif sebagai ASN di Kemeterian Pertanian ini merasa bangga karena keseluruhan acara ditangani oleh alumni Smanli 82’ dari urus acara, pembacaan ayat suci hingga ustadz.
”Saya undang ustadz tapi tidak ada yang bisa hadir. Allah sepertinya mentakdirkan termasuk ustadznya alumni 82’. Disini akan ada ustadz tiba-tiba atau tiba-tiba ustadz,” kata Sukardi.
Untuk reuni selanjutnya, Sukardi mengusulkan beberapa tempat yakni Jakarta – Bandung atau Yogyakarta dan mengusulkan dr. Darwati Muhadi kembali menangani persiapan reuni tersebut. “Saya senang ibu dokter Darwati karena tegas dan keras,” katanya.
Debut musik dari organ tunggal seakan memanggil. Usai halal bi halal, acara lanjut menyanyi diiringi organ tunggal dengan dua biduan cantik yang membuat rekan Fatahuddin yang juga pandai olah vokal nyosor terus bernyanyi bersama biduanita tersebut.
Semarak panggung tak putus, semakin malam terasa semakin panas. Dari menyanyi lagu-lagu anyar, nostalgia hingga dangdut terlantun di panggung. Melihat semangat menyanyi personel, Pak Boss Sukardi memberi saweran yang tidak sedikit, baik kepada personel alumni Smanli 82’ maupun kepada biaduanita dan organis.
Goyang dangdut pun berlanjut diiringi lagu-lagu lawas Rhoma Irama yang dilantunkan Fatahuddin. Panggung semakin memanas manakala lagu Terjana dinyanyikan bersama-sama dengan biduanita.
Semakin malam semakin asyik untuk bergoyang manakala lagu Gadis atau Janda yang dinyanyikan duet Fatahuddin dan dua biduan yang membuat panggung seakan turut bergoyang saat sang seorang biduan bertanya ke Fatahuddin: ”Menurut kamu aku gadis atau janda.” Pertanyaan ini membuat Fatahuddin kaget yang disambut tawa rekan-rekan Smanli 82’.
Lagu Gadis atau Janda terus mengalun indah dinyanyikan Fatahuddin dan biduan cantik. Tiba-tiba musik jedah sang biduan kembali bertanya ke Fatahuddin: ”Bagaimana dengan kamu. Ayo, mengaku. Apakah single atau…?” Pertanyaan sang biduan membuat Fatahuddin grogi. Rekan lain pun yang ada disekitar panggung berkata: “Mallaki……..”.
Malam pun berakhir dan keesokan harinya udara segar menyapa memanggil raga ini untuk bermain-main di kolam air hangat yang memang dari semalam menanti untuk menceburkan diri. Cukup banyak rekan Smanli 82′ yang meregang badan merasakan jamahan air hangat Lejja.
Di kolam terlihat drg. Maulidina sangat menikmati air hangat dan beberapa rekan lainnya antara lain Kuntung Endra, Lela dan suami Alies, Amos, Robert, Hatta, Fattahuddin, dr. Darwati, sementara Jumriah yang berada di pinggiran kolam mengabadikan rekan-rekan di kolam pemandian.
Walau terasa segar, namun tidak semua ingin menikmati hangat dan panasnya kolam pemandian Lejja. Gaya usilpun muncul dipikiran Ketua Alumni Smanli 82′ Sukardi lalu menyirami siapa-siapa yang tidak berendam. Kepanikan pun muncul pada personel Smanli 82 yang tidak berendam di kolam air panas mencari celah menghidar dari siraman air. Hahaaaaaa……
Lejja, sejuta kenangan bersamamu. Ada jalan-jalan berkelok untuk sampai kesitu, ada tawa bahagia menikmati detil acara, ada sukacita membuncah menutup kisah disana. ***