January 6, 2025

Target BEI Di 2025 Transaksi Saham Harian Capai Rp13,5 Triliun

0

JAKARTA, Update â€“Menyambut tahun 2025, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan sejumlah target yang akan dicapai meliputi pertumbuhan jumlah investor sebanyak 2 juta investor baru, rata-rata Nilai Transaksi Saham Harian mencapai Rp13,5 triliun, dan total jumlah pencatatan efek baru di pasar modal mencapai 407 efek.

Demikian disampaikan Direktur Utama BEI Iman Rachman dalam acara tutup tahun 30/12/2024. Di 2025, BEI akan tetap melaksanakan sejumlah inisiatif dalam rangka pendalaman pasar, mulai dari sisi peningkatan likuiditas pasar, pengembangan produk dan instrumen baru, hingga penyempurnaan teknologi dan infrastruktur.

Beberapa pengembangan baru yang akan dilakukan BEI, yaitu Intraday Short Selling, Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan (PSPP), Pembaruan Sistem Perdagangan (PSP) Surat Utang, Implementasi SPPA Repo, Pengembangan Liquidity Provider Saham, Pengembangan Derivatif Keuangan UU P2SK melalui Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) dan Implementasi Periode Non-Cancellation pada sesi pre-opening dan pre-closing. 

BEI juga berencana untuk meluncurkan produk ETF Emas yang diharapkan dapat menjadi alternatif investasi bagi para investor yang tertarik dengan produk berbasis emas. Seluruh pengembangan ini diharapkan dapat diimplementasikan pada tahun 2025 hingga tahun 2026.

Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Sebagai salah satu penyelenggara infrastruktur di pasar modal Indonesia, KPEI terus berinovasi dalam  rangka  turut mengembangkan  pasar modal Indonesia. Di tahun 2024, KPEI telah melaksanakan berbagai inisiatif dan mencatatkan  beragam pencapaian. KPEI telah menandatangani MoU dengan Vermeg sebagai bentuk komitmen kerjasama kedua belah pihak dalam mengembangkan layanan collateral management di CCP. KPEI telah memperluas cakupan instrumen yang dapat ditransaksikan melalui fasilitas Triparty REPO KPEI, yaitu berupa obligasi negara ritel (ORI).

Selanjutnya, KPEI telah menyempurnakan sistem kliring dan sistem manajemen risiko nya untuk mendukung peluncuran produk Single Stock Futures (SSF) di BEI. KPEI juga telah memperbarui Sistem Pusat Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (SPP MKBD) untuk Anggota Kliring (AK) dan Perusahaan Efek.

Di tahun 2024 ini, KPEI juga telah resmi memperluas layanannya di pasar keuangan Indonesia melalui perannya sebagai Central Counterparty di Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (CCP PUVA), yang resmi diluncurkan pada 30 September 2024.

Dalam rangka mendukung peran tersebut, KPEI telah mendapatkan status Qualifying CCP (QCCP) dari Bank Indonesia. Hal ini melengkapi perijinan utama KPEI sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dari OJK dan pengakuan dari European Securities and Markets Authority (ESMA) sebagai Third-Country CCP (TC-CCP) yang diperoleh pada 2023 lalu, untuk cakupan pasar saham dan derivatif yang ditransaksikan di bursa efek.

Dari sisi operasional transaksi bursa, hingga 20 Desember 2024, KPEI mencatatkan rata-rata nilai penyelesaian sebesar Rp4,31 triliun, dengan efisiensi penyelesaian di pasar reguler sebesar 57,40%. Sedangkan rata-rata volume penyelesaian transaksi bursa di tahun 2024 tercatat sebesar 6,81 miliar lembar saham, dengan efisiensi penyelesaian di pasar reguler sebesar 61,45%.

Total nilai transaksi PME hingga 20 Desember 2024 mencapai Rp53,18 miliar dengan volume sebesar 11,52 juta lembar saham. Sebagai bagian dari manajemen risiko penyelesaian transaksi bursa dan pengelolaan  risiko kredit, KPEI mengelola agunan, yang  per  20 Desember 2024 mencapai Rp33,12 triliun.

Nilai agunan tersebut terdiri dari agunan online sebesar Rp26,20 triliun dan agunan offline sebesar Rp6,92 triliun.  Adapun total nilai Dana Jaminan tercatat sebesar Rp8,52 triliun, meningkat dari posisi akhir tahun lalu yang sebesar Rp7,74 triliun.

KPEI juga telah menyisihkan sebesar 5 persen dari laba bersih Perusahaan tahun 2023 atau senilai Rp5,3 miliar untuk Cadangan Jaminan, sehingga total nilai Cadangan Jaminan yang dikelola KPEI hingga akhir Desember 2024 menjadi Rp199,44 miliar.

Adapun terkait penjaminan kegagalan penyelesaian transaksi bursa, sepanjang tahun 2024 tidak terdapat kejadian gagal bayar oleh Anggota Kliring (AK).

Untuk rencana strategis tahun 2025, KPEI telah menyusun beberapa program utama, di antaranya program pengembangan produk dan layanan seperti pengembangan modul Triparty REPO untuk SBN, pengembangan sistem kliring dan sistem risk management untuk derivatif keuangan, pengembangan sistem e-IPO untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), dan pengembangan sistem collateral management terintegrasi untuk berbagai produk pasar modal.

Selain itu, KPEI juga akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses operasionalnya melalui pengembangan penyelesaian level AK (omnibus) dalam transaksi ekuiti, integrasi pelaporan Triparty REPO ke sistem BEI dan KSEI, pembaruan sistem kliring dan risk management, dan stratifikasi keanggotaan partisipan transaksi efek. /fsp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *