Lagi, Saham PT Archi Indonesia Tbk Rontok, Dibayangi Dugaan Belum Bayar Ganti Rugi Lahan
JAKARTA, Update – Lagi dan lagi saham Indonesia (BEI) PT Archi Indonesia Tbk mengalami penurunan di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini Jumat (28/07/2023) pukul 15.33 wib saham dengan kode dagang ARCI ini anjlok sebesar -16,00 (4,35%).
Dugaan rontoknya saham perusahaan yang digawangi Rudy Suhendra, Direktur Utama PT Archi Indonesia Tbk ini karena masalah-masalah ganti rugi yang belum diselesaikan anak-anak perusahaan ARCI yakni PT Meares Soputan Mining (PT MSM) dan PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) belum melakukan ganti rugi atau pembebasan lahan kepada pemilik tanah yakni Indria Woki Ngantung yang telah mengalami kerugian Rp6.010.000.000.-
“Kliennya kami memiliki hak milik enam bidang tanah dengan luas 305.950 meter persegi di Kelurahan Pinasungkulan, Kecamatan Ranowulu, Kota Bitung, dan kini semuanya telah berada di dalam wilayah kontrak karya PT MSM dan PT TTN,” tutur Nicolas Besi, Pengacara dari Indria Woki Ngantung.
Sangat diharapkan kedua anak perusahaan Archi Indonesia tersebut mau menyelesaikan tanggung jawabnya atas dugaan belum menyelesaikan pembayaran lahan yang dikuasai MSM dan TTN.
“Karena pembayaran ganti rugi tanah tidak pernah dilakukan, maka sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, khususnya pasal 137 A angka 1, pihaknya menyerahkan kepada pemerintah pusat sebagai pemilik kewenangan melakukan penyelesaian,” tandas Nicolas seraya menyebutkan pihaknya telah mengadukan persoalan ini ke Presiden RI Joko Widodo.
Nicolas berharap pemerintah meninjau kembali atau mencabut persetujuan kontrak karya MSM dan TTN di wilayah Sulut karena ketidakpatuhan kedua kontrak karya dalam mengelolah usaha pertambangan di Minahasa Utara dan Kota Bitung.
“Atas berbagai permasalahan ini, kami memohon kepada bapak Presiden RI Joko Widodo kiranya dapat meninjau kembali atau mencabut persetujuan kontrak karya PT MSM dan PT TTN di wilayah Sulut,” harap Nicolas. /fsp