Indocement (INTP) Umumkan Kinerjanya, Pendapatan Tembus Rp 6,91 Triliun
JAKARTA, Update – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengumumkan kondisi Neraca Keuangan yang kuat dan tanpa utang pada bank. Karenanya perseroan siap menghadapi tantangan pemulihan ekonomi seiring berlanjutnya kelebihan kapasitas pasokan industri semen. Perseroan juga siap untuk berpartisipasi pada peluang untuk menjaga pengadaan dan distribusi semen yang lebih efisien di masa depan.
“Perkiraan kami untuk pertumbuhan semen secara keseluruhan pada 2022 sekarang berada di kisaran 2%-4%,” kata Direktur & Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Antonius Marcos Jumat (19/8/2022).
Di semester I-2022 dengan perusahaan ini membukukan volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 7,5 juta ton, turun 448 ribu ton atau -5,6% dari volume Semester 1-2021.
Tercatat volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) sebesar 7,1 juta ton, turun 302 ribu ton atau -4,1% dibandingkan volume pada Semester 1-2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik Perseroan menjadi 24,3%. Sementara penjualan ekspor menurun -25,9% dari 222 ribu ton pada Semester 1-2021 menjadi 165 ribu ton di Semester 1-2022.
Seperti disampaiakan Antonius Marcos selama semester I-2022 Perseroan berhasil mencatat kenaikan Pendapatan Neto sebesar 3,7% menjadi Rp6,91 triliun dari Semester I-2021 sebesar Rp6,66 triliun. Kenaikan pendapatan tersebut disebabkan oleh kenaikan harga jual semen yang dilakukan Perseroan pada Maret dan Juni tahun 2022.
Adapun beban Pokok Pendapatan pada Semester I-2022 naik 12,5% dari Rp4,57 triliun menjadi Rp5,14 triliun yang disebabkan oleh kenaikan biaya energi, terutama dari melonjaknya harga batu bara dan harga BBM Industri. “Marjin Laba Bruto turun menjadi 25,6% di Semester 1-2022 dari 31,4% di Semester 1-2021,” urai Antonius Marcos.
Menurutnya, untuk mengurangi biaya energi, Perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada akhir 2021 menjadi 17,6% pada Juni 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara berkalori rendah (LCV) dari 88% menjadi 90%.
Lebih jauh dirinci, beban Usaha juga naik sebesar 1,2% dari Rp1,48 triliun menjadi Rp1,50 triliun disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penambahan aset-aset sewa pada 2022. Marjin Laba Usaha turun dari 9,6% menjadi 4,8% dan marjin EBITDA berkurang dari 19,2% menjadi 13,3% pada Semester I-2022.
Antonius Marcos menambahkan, perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan–Neto yang lebih rendah yaitu Rp76,8 miliar di Semester I-2021 menjadi Rp25,6 miliar, atau lebih rendah 66,7% yang disebabkan oleh suku bunga keseluruhan yang lebih rendah di Semester I-2022 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Untuk beban Pajak Penghasilan–Neto turun 47,2% dari Rp144,3 miliar menjadi Rp76,1 miliar disebabkan oleh penurunan laba. “Sehingga dari angka keuangan di atas, Laba Periode Berjalan turun 50,3% dari Rp586,6 miliar menjadi Rp291,5 miliar untuk Semester I-2022
Perseroan juga telah melakukan pembayaran dividen atas hasil kinerja tahun lalu. Selain itu ada program pembelian kembali saham yang telah dilakukan sejak Desember 2021 sejumlah Rp2,44 triliun.
Posisi kas bersih dengan Kas dan Setara Kas sebesar Rp3,1 triliun per Juni 2022. Arus kas yang kuat yang dihasilkan dari operasi dan upaya gigih dari manajemen untuk meningkatkan modal kerja adalah kunci untuk mempertahankan Neraca Keuangan Perseroan yang kinclong.
Adapun terkait biaya energi menurutnya menjadi perhatian utama di industri semen sejak tahun lalu. Konflik yang sedang berlangsung dari perang di Eropa Timur telah membuat situasi menjadi lebih tidak terduga dengan rekor harga batu bara terjadi kembali di Juni 2022.
Disampaikan bahwa, harga energi diperkirakan tetap tinggi dengan mengingat permintaan akan meningkat dari musim dingin yang akan datang. Untuk itu, pihaknya telah menaikkan harga jual semen kantong pada Maret dan Juni tahun ini untuk meneruskan sebagian dari kenaikan biaya energi.
Volume penjualan semen curah akan tetap tinggi sebagai akibat cuaca panas dan telah dimulainya beberapa proyek komersial dan pengeluaran anggaran akhir tahun (year-end budget spending) untuk proyek infrastruktur di Semester II-2022 ini.
Pangsa pasar semen curah pada Semester 1-2022 sebesar 26% dari keseluruhan pasar semen, menunjukan peningkatan cukup besar dari 21% pada Semester 1-2021. /fsp/***