Optimisme 2022, Harapan Duta Pertiwi: Songsong yang Terbaik, Jaga Mutu Produk
JAKARTA, Update – PT Harapan Duta Pertiwi Tbk (HDP) mengaku situasi terburuk sudah dilewati, yakni pelemahan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Saat itu, tahun 2020 dan 2021, dunia usaha terpukul dan penjualan menurun.
“Kami melihat, situasi terburuk sudah dilewati, kini kami menyongsong yang terbaik. Kami berharap bisa meningkatkan penjualan,” kata Kevin Jong, direktur utama PT Harapan Duta Pertiwi Tbk dalam keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).
Karena itu, perseroan membidik penjualan Rp 100 miliar sepanjang 2022. Emiten berkode saham HOPE ini menilai sejumlah faktor menopang optimisme tersebut, salah satunya pertumbuhan ekonomi nasional yang membaik.
“Kami optimistis penjualan tahun 2022 akan lebih baik dibandingkan setahun sebelumnya. Perkiraan kami, marketing sales sekitar Rp 100 miliar,” kata Kevin.
Hingga April 2022, tambahnya, jumlah order yang masuk sudah sekitar Rp 43,5 miliar.
Bahkan, tambahnya, sepanjang kuartal I-2022, pihaknya sudah melakukan “turnover” dari rugi menjadi untung, dibandingkan dengan periode sama setahun sebelumnya. “Target kami, kinerja perseroan pada 2022 akan jauh lebih baik dengan harapan meraih laba,” tegas Kevin.
Faktor yang ikut menopang optimisme itu antara lain adalah penanganan pandemi Covid-19 oleh pemerintah yang terus membaik. “Pandemi Covid-19 termasuk yang memengaruhi kinerja kami pada 2021, kini dengan semakin membaiknya kondisi pandemi tentu berdampak positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.
Menurut Kevin, faktor lain yang juga amat menambah optimisme dunia usaha adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang terus membaik. Sebagaimana diberitakan, pada kuartal I-2022 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sebesar 5,01%.
“Menurunnya angka kasus Covid-19 dan membaiknya pemulihan ekonomi, serta harga komoditas dunia batu bara dan nikel yang melambung menambah optimisme kami pada 2022,” tutur dia.
Harga batu bara tercatat melejit, bila pada 2021 sekitar US$ 250-an per ton, kini menjadi berkisar US$ 300-450 per ton. Lalu, harga nikel yang penghujung 2021 tercatat di bursa logam London (LME) sebesar US$ 20.045/ton, kini mengutip data Barchart, untuk kontrak Mei 2022 US$ 26.449 per ton.
“Sekalipun demikian kami juga menghadapi tantangan supply chain truck,” kata Kevin.
Kevin menjelaskan, pihaknya melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan pendapatan pada 2022. Jurus itu adalah dengan menjaga mutu produk sehingga mendapat repeat order dari customer.
Lalu, menjaga ketepatan spesifikasi dan waktu delivery, karena pada masa ini ketersediaan barang memiliki nilai yang tinggi.
“Kami juga mengoptimalkan pelayanan purna jual yang baik,” papar Kevin. (*)