Pembangunan di Indonesia Timur Harus Lebih Diperhatikan
JAKARTA, Update – Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menegaskan, Indonesia Timur harus mendapat perhatian yang lebih baik dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Mengingat, lima daerah termiskin di Indonesia semuanya berasal dari Indonesia Timur. Demikian laman DPR RI Kamis (03/02/2022).
Gobel menyampaikan hal ini saat menerima aspirasi dari para bupati atau wakil bupati dari Nusa Tenggara Timur (NTT) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (2/2/2022). Saat menerima aspirasi tersebut, Gobel didampingi oleh Anggota DPR RI dapil NTT Ratu Ngadu Bonu Wulla, Jacki Uly, dan Julie Sutrisno.
“Kita harus memulai dengan pembangunan sumber daya manusia. Ada pepatah Jepang yang patut kita contoh yaitu, ‘sebelum membuat barang yang baik maka harus dimulai dengan membangun manusia yang baik terlebih dahulu’. Di sinilah pentingnya pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Gobel juga mengemukakan penting juga membangun ekonomi yang berbasis pada potensi yang dimiliki daerah. Ia mencontohkan, garam dari NTT memiliki kualitas yang premium, dan mendekati kualitas garam industri. Namun dalam kenyataan harganya sering tak sebanding dengan kualitasnya. Untuk itu, perlu strategi marketing dan narasi tentang keunggulan garam NTT.
“Selain itu, harus bersatu agar tidak ada banting-bantingan harga. Indonesia sangat membutuhkan garam dan ke depan kebutuhannya akan terus meningkat. Saat ini Indonesia masih mengimpor garam industri,” ungkapnya.
Lanjut disampaikan, kondisi tersebut merupakan potensi yang harus betul-betul dimaksimalkan oleh NTT. “Butuh sentuhan lebih lanjut agar ekonomi garam di NTT menjadi kuat,” ucap Pimpinan DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) ini.
Menurut Gobel, masih banyak potensi yang dimiliki NTT, seperti kain tenun, beras Sumba, pariwisata, dan lain-lain. Mereka membutuhkan alat-alat berat untuk membuat jalan perintis, memperluas lahan pertanian, membangun embung, dan lain-lain. Mereka juga menghadapi keterbatasan jumlah tenaga kesehatan seperti dokter, apalagi dokter spesialis.
“Saya akan teruskan ke kementerian terkait, karena ini sangat penting bukan hanya bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat NTT, tapi juga bagi Indonesia,” tandas Gobel. /ans