Laporan Bank Indonesia Mengenai Perkembangan Indikator Stabilitas Rupiah
JAKARTA, EmitenUpdate.com – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 6-10 September 2021
Pada akhir hari Kamis, 9 September 2021
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.250 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke level 6,16%.
- DXY[1] menguat ke level 92,48.
- Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 1,297%.
Pada pagi hari Jumat, 10 September 2021
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.250 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun di level 6,15%.
Aliran Modal Asing (Minggu II September 2021)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 67,09 bps per 9 September 2021 dari 66,33 bps per 3 September 2021.
- Berdasarkan data transaksi 6-9 September 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp1,66 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp0,81 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp0,85 triliun.
- Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd), nonresiden beli neto Rp32,88 triliun.
B. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2021, perkembangan harga pada September 2021 tetap relatif terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2021 secara tahun kalender sebesar 0,85% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,65% (yoy).
- Penyumbang utama inflasi September 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas daging ayam ras sebesar 0,03% (mtm), minyak goreng sebesar 0,02% (mtm), sawi hijau, bayam, tomat, angkutan udara dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,06% (mtm), bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,03% (mtm), cabai merah sebesar -0,02% (mtm) dan bawang putih sebesar -0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan. /fsp