Profitabilitas O.k, Pan Brothers (PBRX) Peroleh Moratorium Pembayaran Utang USD309,6 Juta
JAKARTA, EmitenUpdate.com – PT Pan Brothers Tex (PBRX) berhasil menunjukan peningkatan dalam profitabilitasnya di tengah keadaan ekonomi, sosial dan geopolitikal yang menantang. Ini dikarenakan track record dan kepercayaan yang telah dibangun PBRX lewat produk garmennya yang berkualitas
Penjualan tahun 2020 naik sebesar 3.0 % dari tahun 2019, Penjualan 1 Q 2021 naik sebesar 3,7 % dari 1 Q 2020, Laba Per Saham (EPS) tahun 2020 naik sebesar 19,3 % dari tahun 2019 Secara fundamental kinerja PBRX sebagai salah satu saham di sektor garment di Bursa Efek Indonesia cukup menonjol. Demikian siaran pers perseroan Jumat (20/8/2021).
Sepanjang tahun 2020 dan 2021, PBRX mengkonsentrasikan diri menambah kapasitas melalui otomatisasi, digitalilasi dan upskilling seluruh lini personal yang ada. Maintenance capex 2021 dibudgetkan sebesar USD 5 juta. Kapasitas terpasang untuk garment tahun 2020 adalah 117 juta pcs/ tahun dan tidak ada perubahan di tahun 2021. Menganai permohonan pailit, pihak PBRX menyatakan tidak mengerti apa yang diinginkan pihak pemohon dalam hal ini PT Maybank Indonesia Tbk.
“Terus terang kami tidak mengerti mengapa Maybank begitu berkeras kepala, setelah langkah pengajuan PKPU terhadap PBRX nyatanya telah ditolak oleh Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 26 Juli 2021. Maybank kembali mengajukan Permohonan Pailit atas PBRX yang kami terima tanggal 4 Agustus 2021 dengan register Perkara No. 33/Pdt.SusPailit/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst.”
Padahal faktanya Pengadilan Niaga Jakarta Pusat telah menolak Permohoan PKPU Maybank atas pertimbangan bahwa adanya Putusan Pengadilan Singapura yang telah memberikan Putusan Moratorium bagi PBRX dan melarang seluruh kreditor PBRX untuk mengajukan upaya hukum apapun baik di dalam maupun diluar yurisdiksi Singapura.
Sebagai informasi, Pan Brothers memperoleh moraturium pembayaran utang dari pengadilan tinggi Singapura atas beban utang yang totalnya mencapai USD309,6 juta utang itu termasuk pinjaman sindikasi dengan nilai USD138,5 juta dan obligasi USD171,1 juta. Porsi Maybank dari total hutang sindikasi dan bilateral Perusahaan kurang dari 4,5%. /fsp