Pelatihan Menaikkan Omzet Di Masa Pandemi Covid-19

0

Pemuda gereja GPIB dalam suatu latihan mitigasi penanggulangan bencana di Danau Cibubur.

MEDAN, EmitenUpdate.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya menciptakan SDM terampil di sektor kelautan dan perikanan. Guna mewujudkannya, KKP melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) belum lama ini menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Pakan Alternatif. Demikian situs Kementeian KKP, Jumat (6/8/2021).

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan, pelatihan ini diikuti sebanyak 100 peserta yang tersebar di lima titik dengan rincian 20 orang di Kab. Dharmasraya, 20 orang di Kabupaten Solok, 20 orang di Kabupaten Pesisir Selatan, 20 orang di Kota Solok, dan 20 orang lain di Kota Padang. Kegiatan ini, dilakukan secara blended online dengan menerapkan protokol kesehatan.

Ditemui secara terpisah, Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro mengatakan, pelaku utama diharapkan mampu moving forward di tengah masa pandemi Covid-19. Salah satunya dengan menekan biaya produksi budidaya untuk meningkatkan omzet usaha.

“Kita tahu bahwa dalam kegiatan budidaya dengan potensi perikanan yang cukup baik di Provinsi Sumatera Barat ini, biaya terbesar itu adalah dari pakan. Untuk itulah adanya pelatihan ini diharapkan, para pelaku utama bisa moving forward membuat pakan secara mandiri dengan memanfaatkan bahan baku lokal yang ada,” ujarnya.

Adanya pelatihan pembuatan pakan alternatif ini, sebagai upaya dalam menekan biaya penggunaan pakan pabrikan dan menggantikan pakan ikan dengan bahan lokal yang memiliki kualitas sama.

Dalam hal ini, Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan, pelaku utama dalam pembuatan pakan alternatif dengan bahan lokal mampu meningkatkan dan menghasilkan produksi budidaya yang melimpah.

“Jadi setelah pembuatan pakan mandiri ini berhasil, ke depan dapat mendukung pertumbuhan ikan yang bisa mengurangi biaya pakan mencapai 50% dari biaya budidaya sehingga keuntungan bisa didapat. Pelatihan ini juga memberikan ilmu kepada pembudidaya agar ke depan dapat menghasilkan pakan yang tidak kalah dengan pakan pabrikan,” tutur Lilly.

“Perlu diperhatikan juga pada pembuatan pakan mandiri yaitu masa kedaluwarsa. Karena hasil pengeringan pakan alternatif harus sesuai sehingga produksi secara mandiri ini dapat menjadi usaha yang berkelanjutan,” tambahnya.

Pelatihan Pembuatan Pakan Alternatif disambut baik oleh Anggota Komisi IV DPR RI, Hermanto. Ia menyampaikan keberhasilan pada pelatihan ini diharapkan dapat menjadi pilot project percontohan.

“Saya sangat menyambut baik kegiatan pelatihan ini. Keberhasilan pada pelatihan ini, diharapkan dapat menjadi pilot project lokasi percontohan pembuatan pakan alternatif yang diciptakan oleh para pembudidaya sehingga Provinsi Sumatera Barat mampu menyuplai stok ikan untuk mewujudkan program Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan),” ungkapnya.

Harapannya pada kegiatan ini, para pelaku utama dapat menerapkan kemampuan dalam memproduksi pakan secara mandiri yang berkelanjutan. Hal ini, sejalan dengan program prioritas KKP dalam pengembangan kampung-kampung perikanan.

Pelatihan Pembuatan Pakan Alternatif ini juga mendapat respon positif dari Zain salah satu peserta pelatihan. Ia mengatakan kegiatan pelatihan sangat membantu, terlebih untuk para pembudidaya.

“Saya menjadi pembudidaya Ikan Nila sejak tahun 2017, selalu mengandalkan pakan pabrikan yang biaya produksinya sangat tinggi. Namun, dengan adanya pelatihan ini, bisa menekan biaya produksi terlebih untuk biaya pakan lebih murah sehingga sangat membantu saya untuk membudidayakannya,” ujarnya.

Gelar Pelatihan Pembuatan API Hingga Penanganan Akumulator

KKP juga berupaya meningkatkan keterampilan para pelaku utama, khususnya di bidang perikanan tangkap. Guna mengimplementasikan hal tersebut, KKP melalui BRSDM mengadakan kegiatan Pelatihan Teknik Menganyam Tali ¬(Rope Splicing) pada Selasa, (3/8/2021).

Difasilitasi oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan, pelatihan ini diikuti sebanyak 234 peserta yang berasal dari 32 Provinsi di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan secara full online.

Ditemui secara terpisah, Plt. Kepala BRSDM, Kusdiantoro mengatakan dimasa pandemi Covid-19 saat ini, perlu adanya terobosan baru dalam kegiatan di bidang perikanan khususnya pada perikanan tangkap.

“Meski dimasa yang sangat sulit saat ini, kita tetap perlu adanya terobosan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia khususnya pada bidang perikanan tangkap. Kegiatan ini merupakan hal penting untuk mendukung trend perkembangan teknologi penangkapan ikan,” ujar Kusdiantoro.

Kepala Puslatluh KP, Lilly Aprilia Pregiwati menyampaikan pelatihan ini ditargetkan untuk para Anak Buah Kapal (ABK) yang berkaitan langsung dengan keselamatan di atas kapal.

“Jadi, dengan teknik menganyam tali akan mengajarkan pengetahuan khususnya untuk ABK, yang berhubungan dengan keselamatan di atas kapal itu bagaimana ikatan yang sederhana dari teknik menganyam, baik itu dari pembuatan alat penangkapan ikan atau alat tangkap itu sendiri dari bahan utamanya yang terbuat dari tali sebagai alat perlengkapan,” ujar Lilly.

Menganyam tali (Rope splicing) merupakan pembentukan sambungan semi permanen antara dua tali atau dua bagian tali yang sama, dengan membuka sebagian dan menjalin untaiannya. Dalam hal ini, pada pembuatan alat penangkapan ikan, keterampilan dalam membuat macam-macam simpul maupun menganyam (Splicing) .

“Saya mencatat ada istilah yang disebut simpul delapan. Ada simpul bendera, simpul bendera ganda, simpul mati, sosok pangkal dan sebagainya. Nah nanti apakah pelatih memberikan berapa macam, namun dalam pelatihan ini saya berharap setelah pelatihan selesai dapat dimanfaatkan dengan baik, dan ada tambahan ilmu dan peningkatan keterampilan,” papar Lilly.

Hal ini mendapat respon baik dari salah satu peserta pelatihan. Ia mengatakan pelatihan yang digelar merupakan pengalamannya yang pertama kali.

“Pelatihannya cukup menarik dan materinya bagus beda dengan yang lainnya. Saya baru pertama kali mengikuti pelatihan seperti ini dan ilmunya sangat bermanfaat untuk ditularkan ke masyarakat lain,” ujarnya

Dalam hal ini, KKP tidak hanya menggelar kegiatan Pelatihan Pakan Ikan Alternatif dan Pembuatan Alat Tangkap. Guna mengembangkan peningkatan kompetensi di bidang permesinan kapal perikanan baik skala kecil maupun besar, juga digelar kegiatan Pelatihan Teknik Perawatan Sistem Pendingin Motor Diesel Satu Piston yang diikuti sebanyak 169 peserta dari 28 Provinsi di Indonesia secara full online .

Motor diesel atau mesin pemicu kompresi merupakan motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas kompresi, untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakan yang telah diinjeksikan ke dalam ruang bakar.

Adanya kegiatan pelatihan ini, diharapkan para pelaku utama dapat memahami mekanisme sistem kerja pendingin pada motor diesel sehingga dapat melakukan perbaikan secara mandiri, seusai dengan standar pabrikan.

Sebagai informasi, pada kesempatan yang sama KKP juga menggelar kegiatan Pelatihan Perbaikan dan Perawatan Akumulator atau Aki. Difasilitasi oleh BP3 Tegal, kegiatan pelatihan diikuti sebanyak 303 peserta dari 34 Provinsi di Indonesia secara full online .

Aki merupakan alat penting yang dapat berfungsi sebagai penggerak mesin pada kapal maupun kendaraan bermotor. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat, khususnya para pelaku utama dalam melakukan perawatan dan perbaikan aki secara mandiri.

Harapannya melalui kegiatan ini, para pelaku utama dapat secara mandiri melakukan perbaikan dan perawatan aki dengan baik untuk memperpanjang masa pemakaian aki.

/fsp/Foto ilustrasi, Mupel Jakarta Timur dalam suatu latihan mitigasi bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *