Bukit Asam (PTBA) Yakin Bukukan Kinerja Kinclong
JAKARTA, EmitenUpdate.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yakin kinerja tetap kinclong tahun ini. Hingga kuartal II-2021, kinerja Bukit Asam masih positif dan berpotensi mengalmai peningkatan. Kenaikan harga komoditas dan juga produksi untuk mengejar target 30 juta ton pada 2021.
Semester II-2021 ini Bukit Asam berharap membukukan pertumbuhan kinerja. faktor pendukung pertumbuhan didukung harga batubara yang relatif membaik, dibandingkan tahun lalu.
Seperti dikutip Investor.Id, di sisi lain, kemampuan produksi Bukit Asam akan ditingkatkan supaya bisa menghasilkan produksi dan penjualan yang sesuai harapan. BUMN ini membukukan penurunan laba 41,2% menjadi Rp 2,38 triliun.
Bukit Asam akan mempercepat eksekusi proyek-proyek yang sudah dicanangkan perseroan. Eksekusi proyek ini akan dilakukan oleh manajemen baru dengan tetap menjaga integritas dan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG) yang baik.
Adapun salah satu proyek yang sedang digarap Bukit Asam saat ini adalah hilirisasi batubara menjadi dimethyl ether (DME). Selain itu, perseroan akan mengembangkan kapasitas batubara menjadi 50 juta ton (PTBA Emas). Pengembangan kapasitas ini akan didukung oleh pendanaan yang cukup besar, baik dari dalam maupun luar negeri.
Bukit Asam akan mendongkrak kapasitas existing menuju PTBA Emas sebesar 50 juta ton, dalam waktu dekat bisa tercapai. Saat ini, produksi batubara Bukit Asam masih di bawah 30 juta ton. Sedangkan untuk menambah kapasitas menjadi 50 juta ton, perseroan akan meningkatkan kapasitas angkutan.
Di 2021 ini, perseroan akan meningkatkan kapasitas Kertapati menjadi 7 juta ton per tahun. Kapasitas Tarahan akan ditingkatkan menjadi 25 juta ton per tahun. Penambahan kapasitas di Kramasan sebesar 20 juta ton yang akan terealisasi pada Januari 2024.
Selain mengembangkan proyek hilirisasi batubara, perseroan juga mengembangkan proyek strategis nasional lainnya. Proyek tersebut adalah kawasan industri berbasis batubara. Saat ini Bukit Asam sudah mendapatkan Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI) non efektif. Izin tersebut akan menjadi efektif apabila Bukit Asam selesai menyiapkan perizinan analisis dampak lingkungan (Amdal) dan penetapan lingkungan. /fsp